Askep Pada Pasien Akromegali Part 2

8:32 AM

Askep Pada Pasien Akromegali Part 2


Hai semuanya, berikut ini telah kami siapkan untuk teman-teman semua sambungan dari part 1 yaitu kali ini kita membahas Diagnosa dan Intervensi Keperawatan pada pasien dengan Akromegali. Berikut dibawah ini

Askep Pada Pasien Akromegali Part 2
asuhan keperawatan akromegali

Diagnosa Keperawatan

Dibawah ini adalah diagnosa keperawatan yang mungkin terjadi pada pasien dengan kasus Akromegali
  1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan kontraktilitas otot jantung
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan hipermetabolik
  3. Gangguan bodi image yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
  4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan otot pernafasan
  5. Resiko ketidakstabilan gula darah yang berhubungan dengan periode pertumbuhan yang cepat : akromegali/ gigantisme
  6. Kelelahan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat hipermetabolik
  7. Nyeri akut yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya adenoma kelenjar hipofisis
  8. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan perubahan hormonal : hipogonadisme dan hiperprolaktinema 
  9. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan emosi yang labil
  10. Gangguan persepsi sensori;penglihatan berhubungan dengan gangguan tranmisi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada kiasma optikum
  11. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/ perubahan status kesehatan
  12. Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah


Intervensi Keperawatan

1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan perubahan kontraktilitas otot jantung

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien mampu mempertahankan  curah jantung yang adekuat
Kriteria Hasil :
  • Pulsasi nadi perifer kuat
  • Tekanan darah sistolik tidak lebih dari 120 mmHg 
  • Denyut jantung 60-100 x/menit dengan irama yang teratur
  • Pengeluaran urine > 30 ml/hr
  • Kulit hangat dan kering
  • Kesadaran dalam batas normal.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Auskultasi jantung adanya takikardi (denyut jantung lebih dari 100 x/menit, bradikardi : HR kurang dari 60x/mnt, dan adanya irama irreguler

pengkajian pada pasien penting untuk mengetahui irama pada monitor EKG


Kaji adanya tanda penrunan cardiac out put : cepat, lambat, atau kekuatan pulsasi perifer, hipotensi, sinkope, napas pendek, nyeri dada, kelemahan, dan kelelahan

toleransi pasien terhadap distritmia dan kebutuhan penanganan khusus merupakan dasar dari manifestasi klinis adanya penurunan curah jantung

Tentukan akut atau kronis distritmia





distritmia persisten akan menentukan tipe dari terapi yang dibutuhkan untuk mengembalikan irama sinus normal atau mengontrol distritmia untuk mempertahankan curah jantung yang adekuat

Kaji riwayat faktor penyebab




distritmia yang disebabkan oleh kegagalan jantung sulit untuk disembuhkan. Gaya hidup seperti merokok, minum kopi, dan emosi akan mestimulasi distritmia

Jika pasien terpasang monitor EKG tentukan tipe distritmia, sinus bradikardi, blok jantung derajat 2 atau 3, atrial fluter atau fibrilasi, ventricular takikardi

kemampuan untuk mengenali distritmia menentukan terapi yang lebih cepat dan tepat



Evaluasi lead monitor yang menampilkan gelombang P yang mencolok di lead II, V1

Lead tersebut membedakan atrial dan ventrikular distritmia

Kaji kebutuhan melalui jalur IV


IV line memberikan akses segera untuk pemberian medikasi

Monitor respon pasien terhadap aktivitas dengan hati – hati


pasien dengan distritmia akan mengalami perubahan tanda vital sebagai respon terhadap aktivitas

Monitor adanya efek samping terhadap pemberian medikasi

medikasi yang dirsepkan untuk mengobati distritmia bersifat proaritmiogenic

Berikan terapi oksigen sesuai yang diinstruksikan



oksigen menurunkan iritabilitas sel miokardial dan akan memperbaiki hipoksia penyebab distritmia

ika pasien mengalami distritmia akut lakukan EKG secepatnya


EKG memberikan informasi untuk mendiagnosa tipe distritmia. EKG sebaiknya dilakukan sebelum pasien kembali ke ritme semula

Antisipasi terapi spesifik berdasarkan identifikasi distritmia


pengetahuan spesifik tentang masalah irama penting untuk mengantisipasi pengobatan yang tepat dan akurat


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan hipermetabolik

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka nafsu makan pasien kembali normal dan BB kembali pada rentang normal
Kriteria Hasil :
  • pasien akan menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai sasaran dengan nilai laboraturium normal dan tidak ada tanda malnutrisi
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Timbang berat badan tiap hari

memberikan informasi tentang kebutuhan diit/keefektifan terapi

Anjurkan istirahat sebelum makan

menenangkan peristaltic dan meningkatkan energi untuk makan

Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan situasi tidak terburu-buru, temani

lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan lebih kondusif untuk makan

Dorong pasien untuk menyatakan perasaan masalah mulai makan diit

keragu-raguan untuk makan mungkin diakibatkan oleh takut akanan akan menyebabkan eksaserbasi gejala

Kolaborasi dengan ahli gizi

membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien dalam perubahan pencernaan daan fungsi usus


3. Gangguan bodi image yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien dapat memiliki sikap positif dari dalam dirinya dan tidak terjadi gangguan body image
Kriteria Hasil :
  • Mengerti perubahan tubuhnya.
  • Mengungkapkan penerimaan terhadap dirinya sendiri.
  • Klien mau bersosialisasi dengan lingkungan
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji mental dan kondisi emosional pasien (beri rentang 1-10)

Dengan mengkaji mental pasien, perawat akan mengetahui kondisi emosional pasien dan menentukan terapi yang tepat untuk pasien agar bisa menerima dirinya sendiri.

Diskusikan perasaan yang berhubungan dengan perubahan yang dialami oleh klien

mengetahui perasaan yang dirasakan klien


Pertahankan lingkungan yang kondusif

untuk membicarakan perubahan citra tubuh

Memberikan pengetahuan dan bekerjasama dengan pasien mengenai konsep diri dan melihat kemajuan pasien

Pasien akan lebih mengerti tentang perubahan tubuhnya.
Kaji klien dengan mengidentifikasi dan mengembangkan mekanisme koping

untuk mengatasi perubahan fisik

Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan yang berhubungan dengan perubahan fisik

agar klien lebih terbuka

Bantu klien dalam mengembangkan mekanisme koping untuk mengatasi perubahan fisik

harga diri klien tidak rendah

Dorong individu untuk mengekspresikan perasaan.

Kita dapat mengkaji sejauh mana tingkat penolakan terhadap kenyataan akan kondisi fisik tubuh, untuk mempercepat teknik penyembuhan / penanganan.

Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan, prognosa kesehatan.

Dengan mengetahui proses perjalanan penyakit tersebut  maka klien secara bertahap akan mulai menerima kenyataan.

Tingkatkan komunikasi terbuka, menghindari kritik / penilaian tentang perilaku klien.

Membantu untuk tiap individu untuk memahami area dalam program sehingga salah pemahaman tidak terjadi.

Berikan kesempatan berbagi rasa dengan individu yang mengalami pengalaman yang sama.

Sebagai problem solving

Bantu staf mewaspadai dan menerima perasaan sendiri bila merawat pasien lain.

Perilaku menilai, perasaan jijik, marah dan aneh dapat mempengaruhi perawatan /ditransmisikan pada klien, menguatkan harga negatif / gambaran.


4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan otot pernafasan

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka gangguan pola nafas pada pasien dapat teratasi atau pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
  • Menunjukkan pola napas yang efektif
  • Status pernapasan dan ventilasi tidak terganggu
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Pantau kecepatan, irama, kedalaman, usaha respirasi.

Mengetahui dan memantau pola napas

Pantau pola pernapasan;bradipnea;takipnea

Memantau pola napas, status pernapasan dan ventilasi

Kolaborasi ; bronkodilator

Melebarkan jalan napas sehingga pola napas pasien dapat efektif


5. Resiko ketidakstabilan gula darah yang berhubungan dengan periode pertumbuhan yang cepat : akromegali/ gigantisme

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka kadar gula darah stabil
Kriteria Hasil :
  • Pasien akan menunjukkan prosedur yang benar untuk memeriksa kadar glukosa darah; 
  • mematuhi regimen yang diprogramkan untuk pemantauan glukosa darah, 
  • mematuhi rekomendasi diet dan latihan fisik; 
  • memperlihatkan prosedur yang benar untuk pemberian obat secara mandiri; 
  • menguraikan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji faktor yang dapat meningkatkan resiko ketidakseimbangan glukosa.

pengkajian awal sangat penting dalam menentukan status ketidakseimbangan gula darah pasien

Pantau kadar glukosa serum sesuai dengan protokol.

kadar gula darah harus dipantau untuk memimalisir ketidakseimbangan seperti hipoglikemi ataupun hiperglikemi

Pantau asupan dan haluaran.

asupan sangat penting bagi pasien terutama diet, sehingga kadar gula darah dapat dikendalikan

Pantau tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia.

terjadinya hipoglikemi dengan gejala pasien berkeringat, tremor, penurunan kesadaran dan hiperhidrosis, Sementara itu pasien dengan hiperglikemia dapat ditandai dengan keadaan yang lemah, nafas kadang berbau keton dan intoleransi aktivitas

Tentukan penyebab hipo/hiperglikemia jika terjadi.

setelah menentukan apakah pasien mengalami ketidakseimbangan gula darah maka akan mempermudah intervensi selanjutnya yang ingin dikembangankan

Beri informasi tentang penyakit, diet, latihan fisik, obat-obatan dan pemantauan secara mandiri kadar glukosa bila perlu.

informasi-informasi dasar sangat membantu kenjaga keseimbangan glukosa darah pasien, seperti diet, aktivitas dan exercise lainnya
Beri tahu dokter jika tanda dan gejala hipo/hiperglikemia terjadi dan tidak dapat diatasi dengan tindakan mandiri.

perubahan glukosa yang sangat cepat menunjukkan keadaan gawat terhadap pasien terutama hipoglikemi, kolaborasi dengan tim medis merupakan tindakan yang tepat karena yang lebih berwenang dan berkewajian dalam pemberian obat-obatan adalah dokter dan bukan perawat. Perawat hanya pendelegasi tindakan


6. Kelelahan yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi akibat hipermetabolik

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien mampu berpartisipasi secara mandiri dalam melakukan aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri.
Kriteria Hasil :
  • Tidak terjadi kelelahan pada klien setelah beraktivitas
  • Klien tidak merasa enggan saat akan melakukan aktivitas
Intervensi : Silahkan Klik Disini untuk melihat intervensinya



7. Nyeri akut yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya adenoma kelenjar hipofisis

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
  • Pasien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang.
  • ekspresi wajah tampak rileks
  • TTV dalam rentang normal

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Tentukan apakah pasien mengalami nyeri pada saat wawancara awal. Jika demikian, campur tangan pada saat itu untuk memberikan bantuan nyeri.

Intensitas, karakter, onset, durasi, memperparah dan menghilangkan faktor rasa sakit harus dikaji dan didokumentasikan selama evaluasi awal pasien.

Observasi adanya tanda-tanda nyeri baik verbal maupun non verbal, seperti: ekspresi wajah gelisah, cemas, meringis.

Sebagai pengukur derajat nyeri yang dialami pasien.

Ukur nyeri dengan menggunakan skala penilaian nyeri.

Untuk mengidentifikasi tingkat intensitaas nyeri.

Menentukan penggunaan obat klien saat ini.

Untuk membantu dalam perencanaan perawatan sakit, dan mendapatkan sejarah pengobatan.

Mendapatkan resep untuk mengelola asetaminofen, Cox-2 inhibitor atau obat antiinflamasi nonsteroid/NSAID), kecuali kontraindikasi diberikan ATC.

NSAID bertindak terutama di pinggiran untuk menghambat inisiasi impuls nyeri. Kecuali kontraindikasi, semua pasien dengan nyeri akut harus menerima ATC non–opioid. Analgesik regimen harus mencakup non-opioid, bahkan jika sakit cukup berat, sehingga membutuhkan penambahan opioid.

Mendapatkan resep untuk mengelola analgesia opioid jika diindikasikan , terutama untuk sakit parah.

Mendapatkan resep untuk mengelola analgesik opioid jika diindikasikan, terutama untuk sakit parah.

Memberikan opioid oral atau IV, tidak IM. Gunakan pendekatan preventif untuk menjaga rasa sakit pada atau di bawah tingkat yang dapat diterima . Menyediakan PCA dan rute intraspinal administrasi saat yang tepat dan tersedia.

Intramuskular (IM)  rute dihindari karena penyerapan tidak dapat diandalkan, nyeri dan ketidaknyamanan. Intravena (IV)  rute lebih disukai untuk kontrol cepat sakit parah. Untuk rasa sakit terus menerus, memberikan analgesik ATC. PRN dosis yang tepat untuk nyeri intermiten.

Ketika opioid yang diberikan, monitor intensitas nyeri, obat penenang  dan status pernafasan secara berkala.

Opioid dapat menyebabkan depresi pernafasan karena mengurangi respon dari kemoreseptor karbon dioksida yang terletak di pusat pernapasan otak .

Tinjau lembar catatan dan obat klien untuk menentukan tingkat keseluruhan penghilang rasa sakit, efek samping  dan persyaratan analgesik selama 24 jam terakhir.

Pelacakan sistematis rasa sakit tampaknya menjadi faktor penting dalam meningkatkan manajemen nyeri.

Selain penggunaan analgesik, penggunaan dukungan klien metode nonfarmakologi untuk mengontrol rasa sakit, seperti distraksi, imajinasi, relaksasi, pijat dan sesuatu yang panas dan dingin.

Strategi kognitif-perilaku dapat mengembalikan rasa klien kontrol diri , efektivitas pribadi , dan partisipasi aktif dalam perawatan sendiri.

Minta klien untuk menggambarkan  nafsu makan, eliminasi usus, dan kemampuan untuk beristirahat dan tidur. Memberi obat dan perawatan untuk meningkatkan fungsi-fungsi ini . Mendapatkan resep untuk stimulan peristaltik untuk mencegah sembelit.

Karena ada variasi individu yang besar dalam pengembangan efek samping opioid, efek samping ini harus dipantau dan jika perkembangannya tidak bisa dihindari (misalnya  sembelit), dirawat dengan profilaksis . Opioid menyebabkan sembelit dengan mengurangi peristaltik usus.


8. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan perubahan hormonal : hipogonadisme dan hiperprolaktinema

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien dapat mengungkapkan perasaannya dan mengkomunikasikan dengan orang terdekat
Kriteria Hasil :
  • Mampu memvisualisasikan dengan kata-kata tentang anatomi dan fisiologi dari sistem reproduksi dan tiap perubahan yang bisa menganggu fungsi normalnya.
  • Mengidentifikasi stresor yang mempengaruhi disfungsi seksual.

Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji faktor/stresor yang mempengaruhi disfungsi seksual.

Dengan mengetahui faktor yang  mempengaruhi, akan dapat cepat mengurangi/mengobatinya.

Kaji pengetahuan pasien tentang anatomi dan fisiologi dari anatomi sistem reproduksi

Biasanya pasien belum mengerti tentang anatomi dan fisiologi sitem reproduksi. Agar pasien memahami bagaimana kerja dari sistem reproduksi.

Berikan informasi yang faktual tentang keadaan pasien

Agar pasien bisa membuat keputusan sendiri tentang apa yang dirasakan.
Sediakan lingkungan yang tidak mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang seksualitas pribadi.

Tindakan ini mendorong klien untuk bertanya tentang hal khusus yang berkaitan dengan keadaan saat ini.

Berikan kesempatan klien mengungkapkan perasaan secara terbuka dalam lingkungan yang tidak mengancam.

Tindakan ini meningkatkan komunikasi dan pemahaman diantara klien dan pemberi asuhan.

Anjurkan klien untuk mendiskusikan keluhannya dengan suami atau istri atau pasangan.

Untuk berbagi keluhan dan memperkuat hubungan


9. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan emosi yang labil

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka koping pasien kembali efektif
Kriteria Hasil :
  • pasien mampu menerima perubahan dan mampu menjalankan proses perawatannya
  • emosi stabil
Intervensi : Silahkan Klik Disini untuk melihat Intervensi Keperawatan dan Rasionalnya



10. Gangguan persepsi sensori;penglihatan berhubungan dengan gangguan tranmisi impuls sebagai akibat penekanan tumor pada kiasma optikum

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien mampu meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
  • Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
  • Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Tentukan ketajaman penglihatan, kemudian catat apakah satu atau dua mata terlibat. Observasi tanda-tanda disorientasi.

Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.

Orientasikan klien tehadap lingkungan.

Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.

Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi bila menggunakan tetes mata.

Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator

Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yang tidak dioperasi.

Komunikasi yang disampaikan dapat lebih mudah diterima dengan jelas.


11. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/ perubahan status kesehatan

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka tingkat ansietas pasien hilang atau menurun
Kriteria Hasil :
  • Mengungkapkan bahwa tingkat kecemasan bisa ditoleransi, tidurnya cukup, dan memakai strategi yang cocok untuk mengurangi kecemasan.
  • Bicara positif tentang dirinya serta menerima perubahan yang reversibel dan yang ireversibel.
  • Menggunakan support sistem yang efektif.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji stresor yang ada dan strategi yang dipakai pasien untuk mengatasi stresor

Dengan mengetahui stresor pasien, kecemasan pasien dapat berkurang dan dapat teratasi dengan menggunakan strategi yang dipakai pasien untuk mengatasi stresor.

Kaji tingkat kecemasan pasien dengan memberi rentang skala (misal 1-10)

Dengan mengetahui tingkat kecemasan akan lebih efektif membantu dan menggunakan support sistem untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Untuk pasien yang tingkat kepanikannya mencapai 10, pasien bisa saja fokus pada dirinya sendiri.

Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan masalah yang dialaminya dan gunakan sumber yang bisa membantu

Dengan mengajak pasien mengungkapkan apa yang dirasakan, pasien akan merasa bahwa apa yang dialami tidak seberat dengan apa yang difikirkan sehingga akan mengurangi beban dan kecemasan pasien, selain itu pasien akan lebih menerima dengan apa yang terjadi padanya.


12. Kurang pengetahuan berhubung dengan proses penyakit, pengobatan dan perawatan di rumah

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...... x 24 jam, maka pasien mampu memahami proses penyemuhan dan penyakitnya serta prosedur-prosedurnya
Kriteria Hasil :
  • Pasien dan keluarga mampu mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang program terapi; menjelaskan gangguan yang dialaminya; mengaitkan tanda-tanda dengan gangguan kelenjar hipofisis, pengobatan, efek dan efek sampingnya; modifikasi diet.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Membantu klien dalam memahami informasi yang berhubungan dengan proses timbulnya penyakit secara khusus.

Agar klien dapat memahami kondisi yang terjadi dalam tubuhnya sehingga dapat bekerjasama dengan tenaga  kesehatan untuk peningkatan kualitas kesehatannya.

Membantu klien untuk memahami dan mengetahui secara mental mengenai pembedahan serta metode pemulihan pascaoperasi.

Dengan mengetahui seluk beluk pembedahan, diharapkan klien dapat memiliki mental yang kuat untuk dilakukan pembedahan.

Mengikutsertakan keluarga atau anggota keluarga lain bila memungkinkan

Bila perawat telah memberikan edukasi kepada klien namun tidak memberikan dampak yang signifikan, maka keluarga dapat menjadi orang kepercayaan klien yang dapat diandalkan.

Periksa keakuratan umpan balik untuk memastikan bahwa pasien memahami program terapi dan informasi yang relevan.

umpan balik dapat mengetahui dan emngukur sejauh mana pasien memahami proses penyembuhan dan penyakitnya
Lakukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan pasien saat ini dan pemahaman terhadap materi.

penilaian pengetahuan pasien sangat penting untuk mememtukan intervensi yang akan diberikan terhadap pengetahuannya

Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, ulangi informasi bila perlu.

pemberian penyuluhan dan pemahaman pasien terhadap penyakit sangat penting dan mencegah kecemasan pada pasien

Gunakan berbagai pendekatan penyuluhan, redemonstrasi dan berikan umpan balik secara verbal dan tertulis.

metode-metode yang bervarias dalam memberikan pendidkan pada pasien akan mengurangi kebosanan pasien

Beri waktu pada pasien untuk mengajukan beberapa pertanyaan dan mendiskusikan permasalahannya.

pemberian waktu untuk bertanya diperlukan agar pasien dapat mencari bagian-bagian yang mana yang belum dia ketahui tentang penyakitnya



Sumber : Perawat Kita Satu


Demikianlah artikel kami ini yang membahas tentang Askep Pada Pasien Akromegali Part 2, semoga apa yang telah kami sampaikan ini bermanfaat bagi teman-teman semua dan sampai jumpa di pertemuan kita selanjutnya.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Askep Pada Pasien Akromegali Part 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar