Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)

11:06 AM

Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)


Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP)

A. DEFINISI

  • Injeksi intramuskuler ( IM ) adalah pemberian obat / cairan dengan cara dimasukkan  langsung ke dalam otot (muskulus). Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau lengan atas (deltoid), paha bagian depan (Rectus Femoris), daerah ventro gluteal (M. Gluteus Medius).

B. TUJUAN PEMBERIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

  • Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat disbanding dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh .
  • Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih besar obat yang diberikan melalui subcutan.
  • Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat. Namun perawat harus nerhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuscular karena cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pad pasien. 

C. LOKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR

  1. Paha (vastus lateralis)
    Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antar sisi median anterior dan sisi midlateral paha. Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh secara baik  pada orang deawasa dan anak-anak. Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut saraf dan pemubuluh darah besar. Area injeksi disarankan pada 1/3 bagian yang tengah. Area ini ditentukan dengan cara membagi area antara trokanter mayor sampai dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih area tengah untuk lokasi injeksi. Untuk melakukan injeksi ini pasian dapat diatur miring atau duduk.
    Vastus lateralis

    1. Pada orang dewasa m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit diatasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
    2. Indikasi : - Bayi dan anak-anak
    3. Dosis obat 1 – 4 ml (1 – 3 ml u/ bayi)
    4. Langkah:
      1. Posisikan os telentang atau duduk. 
      2. Temukan trochanter terbesar dan kondilus femur lateral. Area suntik : 1/3 tengah dan aspek antero lateral paha. 
      3. Volume ideal antara 1 – 5 ml (untuk bayi 1 - 3 ml).

  2. Ventrogluteal
    Posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini juga disebut area von hoehstetter. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar. Area ini ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang terkontaminasi.
    1. Indikasi : - Orang dewasa dan anak-anak
    2. Dosis obat 1 – 3 cc, 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum. 
    3. Langkah :
      1. Posisikan os telentang lateral
      2. Letakan tangan kanan anda pada pinggul kiri pasien pada trochanter mayor atau sebaliknya, posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior). Kemudian gerakkan jari tengah anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca. Maka jari telunjuk dan jari tengah anda akan membentuk huruf V. Suntikan jarum ditengah-tengah huruf V, maka jarum akan menembus M.Gluteus Medius.
      3. Volume suntikan ideal antara 1 – 4 ml   
  3. Ventro Gluteal (M. Gluteus Medius)

  4. Lengan atas (deltoid)
    Posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan. Area ini dapat ditemukan pada lengan atas bagian luar. Area ini jarang digunakan untuk injeksi intramuscular karena mempunyai resiko besar terhadap bahaya tertusuknya pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf. Cara sederhana untuk menentukan lokasi pada deltoid adlah meletakkan dua jari secara vertical dib awah akromion dengan jari yang atas diatas akromion. Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion.
    1. Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi. Namun, kekurangannya adalah area penyuntikan kecil, jumlah obat yang ideal (antara 0,5 – 1 mm).
    2. Jarum disuntikan kurang lebih 2,5 cm tepat dibawah tonjolan akromion.
    3. Organ penting yang mungkin terkena adalah arteri brachialis atau nervus radialis. Hal ini terjadi apabila kita menyuntik terlalu jauh kebawah.
    4. Minta pasien untuk meletakkan tangan di pinggul, dengan demikian tonus ototnya akan berada pada kondisi yang mudah disuntik dan dapat mengurangi nyeri.
  5. letak deltoid dan cara injeksi IM pada deltoid


  6. Dorsogluteal
    Dalam melakukan injeksi dorsogluteal, perawat harus teliti dan hati- hati sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah. Lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak diatas usia 3 tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini otot dorsogluteal belum berkembang. Salah satu cara menentukan lokasi dorsogluteal adalah membagi area glutael menjadi kuadran-kuadran. Area glutael tidak terbatas hanya pada bokong saja tetapi memanjang kearah Kristal iliaka. Area injeksi dipilih pada kuadran area luar atas.
    Perlu diingat :
    1. Paling mudah dilakukan, namun angka terjadinya komplikasi paling tinggi.
    2. Hati-hati terhadap nervus sciatus dan arteri glutea superior.
    3. Volume suntikan ideal adalah antara 2-4 ml.
    4. Minta pasien berbaring ke samping dengan lutut sedikit fleksi.
    5. Indikasi : dosis 1 – 3 cc, (≤ 5 cc), 20 – 23 gauge, 1 – ½ inch jarum,  sudut 90⁰
    6. KI: anak < 2 tahun atau os berbadan kurus 
  7. Dorsogluteal (M. Gluteus Maximus)

  8. Rectus femoris
    Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga  tengah paha bagian depan. Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai  kedalaman yang tepat. Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml). Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI INJEKSI INTRAMUSKULAR

  1. Indikasi:
    • Bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama   karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

  2. Kontraindikasi
    • Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT MELAKUKAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

Pemberian obat secara injeksi dapat berfungsi sebagaimana mestinya, maka kita harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :
  1. Tempat injeksi.
  2. Jenis spuit dan jarum yang digunak
  3. Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
  4. Kondisi atau penyakit klien.
  5. Obat yang tepat dan benar.
  6. Dosis yang diberikan harus tepat. 
  7. Pasien yang tepat.
  8. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.

F. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN INJEKSI INTRAMUSKULAR

  1. Keuntungan:
    1. Tidak diperlukan keahlian khusus
    2. Dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak 
    3. Absorbsi cepat obat larut dalam air 

  2. Kerugian:
    1. Rasa sakit 
    2. Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah
    3. Bioavibilitas berfariasi. 
    4. Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan

G. GOLONGAN OBAT YANG TERMASUK DALAM INJEKSI INTAMUSKULAR

Contoh Obat yang sering diinjeksikan dengan cara intramuskular / IM adalah:
  1. Metoclopramide
  2. Codein
  3. Suntikan KB
  4. Vaksin
  5. Suspensi Penisilin
  6. Hormon Kelamin

H. SOP PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)

  1. Alat dan bahan:
    1. Sarung tangan 1 pasang
    2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
    3. 3. Semprit dan Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5  inci untuk dewasa;  25-   27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
    4. Bak spuit 1
    5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
    6. Perlak dan pengalas
    7. Obat sesuai program terapi
    8. Bengkok 1
    9. Buku injeksi/daftar obat
  2. Cara Kerja:
    1. Siapkan peralatan ke dekat pasien
    2. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien
    3. Cuci tangan
    4. Gunakan sarung tangan
    5. Kaji adanya alergi
    6. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis,pasien, cara pemberian dan waktu)
    7. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan
    8. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
    9. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien
    10. Mematahkan ampula dengan kikir
    11. Memakai handscoon dengan baik
    12. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septic dan aseptic
    13. Menentukan daerah yang akan disuntik
      1. Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid) 
      2. Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
      3. Pada Daerah Ventro Gluteal (M. Gluteus Medius)
      4. Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis) 
      5. Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
    14. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
    15. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi. 
    16. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominant)
    17. Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90o
    18. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah masuk ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum mengenai pembuluh darah, maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika tidak keluar darah maka masukkan obat secara perlahan-lahan
    19. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar tekan bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar)
    20. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan KB maka daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat.
    21. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine 0,5% sebelum dibuang)
    22. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine
    23. Cuci tangan

Note : Interaksi obat yaitu 10 - 20 menit


I. DAFTAR PUSTAKA :
  • Abdullah. (2014).Kebutuhan dasar Manusia Untuk Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.
  • Ganiswara, S. G. 2003. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta : FKUI.
  • Mc Evoy et.al. (2005) Drug Information, American Society of Health System Pharmacist, Wisconsin, 
  • Rute untuk Administrasi Obat. (2003) Lampiran Panduan Perawatan Darurat . Kesehatan Manitoba. 
  • Shulman R, et.al. (1998) Injectable Drug Administration Guide, The Pharmacy Department University College London Hospital.
  • Sigalingging, G. (2013).Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC.
  • Trissel LA. (2007) Handbook on Injectable Drugs, 14th Ed, Bethesda, American Society of Health System Pharmacist.
  • Wagiran. (2015). Keterampilan Dasar.Jakarta: Trans Info Media.
  • Winotopradjoko, M; dkk. 2006. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: ISFI.

Sumber : www.perawatkitasatu.com

Demikianlah rtikel dari www.perawatkitasatu.com yang berjudul Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP). Semoga apa yang telah kami sajikan dan sampaikan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman semuanya.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Injeksi Intramuskular / IM (Definisi, Tujuan, Lokasi, Indikasi, Kontraindikasi, Perhatian, Keuntungan, Obat, SOP), semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar