Askep Pada Pasien Neuroma Akustik Part 2

3:51 PM

Askep Pada Pasien Neuroma Akustik Part 2


Hai semuanya, ini adalah sambungan dari Part 1 sebelumnya yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Neuroma Akustik, dan kali ini kami telah menyiapakn materi dari diagnosa dan intervensi keperawatan Neuroma Akustik dibawah ini

Askep Pada Pasien Neuroma Akustik Part 2
asuhan keperawatan neuroma akustik

Diagnosa Keperawatan

  1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra cranial.
  2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipertensi.
  3. Perubahan persepsi - sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran.
  4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri.
  5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat.
  6. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan.
  7. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.
  8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.


Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X24 jam maka nyeri akan hilang/berkurang, dengan 
Kriteria Hasil :
  • melaporkan nyeri berkurang / terkontrol.
  • menunjukkan / menggunakan perilaku untuk mengurangi kekambuhan.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji keluhan nyeri, catat intensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya ( misal : berat, berdenyut, konstan ), lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan.


Nyeri merupakan pengalaman subyektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang tepat.

Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu muncul.

Pengenalan segera meningkatkan intervensi dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.

Ajarkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang.

Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit kepala.

Berikan kompres dingin pada kepala.


Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi.

Berikan obat sesuai dengan indikasi ( analgesic seperti asetaminofen, ponstan, dan sebagainya ).


Penanganan pertama dari sakit kepala secara umum hanya kadang-kadang bermanfaat pada sakit kepala karena gangguan vascular.


2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intra kranial.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X24 jam maka perfusi jaringan membaik dan status neurologi pasien normal, dengan 
Kriteria Hasil :
  • Tingkat kesadaran stabil atau ada perbaikan, 
  • tidak ada tanda – tanda peningaktan TIK.
Intervensi :

Intervensi KeperawatanRasional
Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.



Mengkaji adanya perubahan pada tingkat kesadran dan potensial peningaktan TIK dan bermanfaat dalam menentukan okasi, perluasan dan perkembangan kerusakan SSP.

Pantau tanda vital tiap 4 jam.



Normalnya autoregulasi mempertahankan aliran darah ke otak yang stabil. Kehilanagn autoregulasi dapat mengikuti kerusakan vaskularisasi serebral lokal dan menyeluruh.

Pertahankan posisi netral atau posisi tengah, tinggikan kepala 20 -30 derajat.


Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena jugularis dan menghambat aliran darah vena yang selanjutnya akan meningkatkan TIK.

Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran mukosa.

Bermanfaat sebagai indikator dari cairan total tubuh yang terintegrasi dengan perfusi jaringan.

Bantu pasien untuk menghindari/membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang dipaksakan/mengejan.

Aktivitas ini akan meningkatkan tekanan intra toraks dan intra abdomen yang dapat meningkatkan TIK.

Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak sesuai lainnya.


Petunjuk non verbal ini mengindikasikan adanya penekanan TIK atau mennadakan adanya nyeri ketika pasien tidak dapat mengungkapkan keluhannya secara verbal.


3. Perubahan persepsi - sensori berhubungan dengan gangguan pendengaran.


Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X24 jam maka pasien dapat beradaptasi dengan perubahan sensori yang terjadi atau tingkat pendengaran klien membaik, dengan 
Kriteria Hasil :
  • keluarga dapat memahai cara berkomunikasi dengan pasien
  • tingkat pendengaran klien meningkat / membaik
  • klien memaiaki alat bantu dengar
Intervensi :

Intervensi KeperawatanRasional
Kaji tingkat pendengaran pada klien Lakukan tes rinne, weber, atau swabah



Mengetahui tingkat kemaksimalan  pendengaran pada klien untuk menentukan terapi yang tepat.
dan untuk mengetahui keseimbangan pendengaran saat terjadi tinitus 

Ajarkan untuk memfokuskan  pendengaran saat terjadi tinitus

Mengetahui keabnormalan yang terjadi akibat tinitus

Ajarkan keluarga unutk menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara dengan pasien

penggunaan bahas tubuh ketika berbicara seperti bibir, lengan, ataupun gerakan tubuh lainnya dapat membatu komunikasi dengan pasien

Kolaborasi penggunaan alat bantu  pendengaran


Mempertahankan keadekuatan pendengaran Memaksimalkan pendengaran pada klien

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama ..... X24 jam maka terjadi peningkatan aktivitas, dengan
Kriteria Hasil :
  • Mendemonstrasikan terjadi peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi :

Intervensi KeperawatanRasional
Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan kelemahan / kelelahan, TD stabil / frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.

Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk menunjukkan tingkat aktivitas individual.



Dorong pasien untuk berpartisipasi dalam memilih periode aktivitas.

Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.

Pantau frekwensi / irama jantung, TD dan frekendi pernapasan sebelum / sesudah aktivitas dan selama diperlukan.

Penurunan TD, takikardi, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadapa aktivitas.

Rencanakan perawatan dengan periode istirahat / tidur tanpa gangguan.

Meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.

Berikan obat sesuai indikasi, contoh : asetaminofen.


Biasanya diberikan untuk control nyeri adekuat dan memperbaiki kenyamanan pasien dan meningkatkan penyembuhan.


5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X24 jam maka nafsu makan meningkat, dengan 
Kriteria Hasil :
  • Mual hilang
  • Nafsu makan meningkat
  • BB normal
  • Tidak terjadi malnutrisi
Intervensi :

Intervensi KeperawatanRasional
Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.




Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif / pengambilan keputusan. Perbaikan status nutrisi meningkatkan kemampuan dan kerja psikologis.

Berikan makan sedikit tapi dengan pemberian yang sering.

Lebih efektif karena meningkatkan kerja dari gaster.

Izinkan pada pasien untuk memilih menu harian sendiri.

Meningkatkan stimulasi untuk melakukan intake makanan yang lebih adekuat.

Berikan menu yang lebih bervariasi pada pasien.



Dengan menu yang bervariasi akan merangsang intake makanan pasien sehingga meningkatkan asupan gizi dalam tubuh.

Rujuk pada ahli gizi.


Untuk memberikan asupan nutrisi yang lebih tepat.


6. Resiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X24 jam maka tidak terjadi cedera pada pasien, dengan 
Kriteria Hasil :
  • Bebas dari cedera
  • Pasien dan keluarga menyetujui aktivitas atau modifikasi aktivitas yang tepat
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Tekankan pentingnya mematuhi program terapeutik

program terapeutik dapat menjalin kerja sama antara perawat dan klien

Dampingi klien selama aktivitas yang diijinkan


pendampingan terhadap klien dapat mencegah jatuh, dan cedera

Jaga agar penghalang tempat tidur tetap terpasang

mengurangi resiko jatuh

Bantu ambulasi dan aktivitas hidup sehari-hari dengan tepat

memudahkan klien untuk beraktifitas



7. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan.

Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama .... X 24 jam maka ansietas akan berkurang, dengan 
Kriteria Hasil :
  • Tampak rileks
  • Melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien / keluarga. Catat adanya tanda-tanda verbal atau non verbal.

Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individual.


Berikan penjelasan tentang hubungan antara penyakit dan gejalanya.


Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan dan dapt membantu menurunkan ansietas.

Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognose penyakit.




Penting untuk menciptakan kepercayaan karena penyakit yang diderita mungkin menakutkan, ketulusan dan informasi yang akurat dapat memberikan keyakinan pada pasien dan juga keluarga.

Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur pembedahan  sebelum dilakukan.

Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan melibatkan otak.

Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.

Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.



8. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.


Tujuan :
  • Setelah dilakukan proses keperawatan selama ..... X 24 jam maka pasien akan tahu tentang penyakitnya, dengan
Kriteria Hasil :
  • Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / proses penyakit dan pengobatan.
  • Berpartisipasi dalam proses belajar.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Evaluasi kemampuan dan kesiapan untuk belajar dari pasien juga keluarganya.




Memungkinkan untuk penyampaian bahan yang didasarkan atas kebutuhan secara individual. Catatan : pasien mungkin tidak mampu menerima informasi baik secara emosi maupun secar mental.

Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan pasien di rumah.

Dapat memudahkan beban terhadap penanganan penyakit.

Berikan lingkungan terbuka untuk berdikusi. Gunakan keterampilan komunikasi yang terapeutik, memberikan perhatian.

Memberikan kesempatan bagi pasien untuk mendiskusikan keingintahuannya.


Berikan informasi dalam bentuk-bentuk dan segmen yang singkat dan sederhana.




Informasi akan lebih dimengerti pasien dan menurunnya rentang perhatian pasien dapat menurunkan kemampuan untuk menerima / memproses dan mengingat / menyimpan informasi yang diberikan.

Kaji kembali pemberian obat / pengobatan. Anjurkan untuk menghindari pemakaian obat-obat bebas tanpa persetujuan dari dokter.

Meningkatkan keamanan pasien dan meningkatkan sifat kooperatif pasien terhadap pengobatan.



Sumber : Perawat Kita Satu


Demikianlah artikel kami part 2 tentang Askep Pada Pasien Neuroma Akustik ini, semoga apa yang kami sajikan ini bermanfaat.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Askep Pada Pasien Neuroma Akustik Part 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar