Asuhan Keperawatan (Askep) Kejang Demam Pada Anak Part 2
Dibawah ini sudah kami siapakn materi tentang Askep Kejang Demam Pada Anak Part 2, semoga apa yang kami berikan ini bermanfaat bagi teman-teman yang membuat tugas makalah keperawatan ataupun tugas praktik keperawatan
Diagnosa Keperawatan Kejang Demam Anak
- Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan
- Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b'd peningkatan sekresi mucus
- Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme, ditandai dengan : klien secara non verbal menunjukkan gambar yang mewakili rasa sakit yang dialami,menangis wajah meringis
- Hipertermi
- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses patologis
- Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b'd peningkatan suhu tubuh
- Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi
- Resiko kurangnya volme cairan dan elektrolit
- Resiko tinggi Kerusakan sel otak
- Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri.
- Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b'd intake yang adekuat
Intervensi Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan
Tujuan :
- setelah diberikan asuhan keperawatan selama … pasien tidak mengalami gangguan pola napas dengan kriteria hasil :
Kriteria Hasil :
- RR dalam batas normal sesuai umur
- Nadi dalam batas normal sesuai umur
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Tanggalkan pakaian pada daerah leher/dada, abdomen | Memfasilitasi usaha bernapas/ekspansi dada |
Masukkan spatel lidah/jalan napas buatan | Dapat mencegah tergigitnya lidah, dan memfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir, atau memberi sokongan pernapasan jika diperlukan |
Lakukan penghisapan sesuai sesuai indikasi | Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia |
Kolaborasi Berikan tambahan O2 | Dapat menurunkan hipoksia serebral |
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b'd peningkatan sekresi mucus
Tujuan
- Tupan: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 4 x 24 jam jalan nafas kembali efektif
- Tupen: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam peningkatan sekresi mukus teratasi, dengan kriteria:
Kriteria Hasil :
- Suara nafas vesikuler
- Respirasi rate dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Anjurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda/zat tertentu. |
Menurunkan risiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring. |
Letakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang. |
Meningkatkan aliran (drainase) sekret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas. |
Tanggalkan pakaian pada daerah leher/dada dan abdomen. |
Untuk memfasilitasi usaha bernafas/ekspansi dada. |
Masukan spatel lidah/jalan nafas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dengan indikasi. |
Jika masuknya di awal untuk membuka rahang, alat ini dapat mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat melakukan penghisapan lendiratau memberi sokongan terhadap pernafasan jika di perlukan. |
Lakukan penghisapan sesuai indikasi |
Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia. |
Kolaborasi : Berikan tambahan oksigen/ventilasi manual sesuai kebutuhan pada fase posiktal. |
Dapat menurunkan hipoksia serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang menurunkan atau oksigen sekunder terhadap spasme vaskuler selama serangan kejang. |
3. Nyeri berhubungan dengan perubahan metabolisme, ditandai dengan : klien secara non verbal menunjukkan gambar yang mewakili rasa sakit yang dialami,menangis wajah meringis
Tujuan
- setelah diberikan asuhan keperawatan selama … nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil:
- Klien secara non verbal menunjukkan gambar yang mewakili penurunan rasa nyeri yang dialami
- Klien tidak menangis lagi
- Wajah klien tampak ceria
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Kaji PQRST dengan menggunakan media gambar |
Pengkajian yang benar akan membantu dalam menentukan tindakan keperawtan selanjutnya |
Berikan posisi yang nyaman sesuai kebutuhan |
Posisi yang nyaman dapat memberikan efek malsimal untuk relaksasi otot |
Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien |
Rangsang yang berlebihan dari lingkungan dapat memperberat rasa nyeri |
Libatkan keluarga untuk mendampingi klien |
Kehadiran keluarga memberikan efek psikologis pada anak untuk mengurangi nyeri |
Kolaborasi Kolaborasi untuk pemberian obat analgesic |
Obat analgesic dapat meminimalkan rasa nyeri |
4. Hipertermi bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus
Tujuan
- setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x 24 jam, suhu tubuh dalam rentang normal 36,5-37,5 derajat celsius
Kriteria Hasil :
- Termoregulator :
- suhu tubuh dalam rentang normal
- nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
monitor suhu minimal tiap 2 jam sekali |
memonitor secara rutin akan dapat mengantisipasi hipertermi dengan melakuan intervensi selanjutnya |
rencanakan monitor suhu secara kontinu |
kegiatan terencana monitor suhu secara khusus seperti setiap 30 menit sekali akan sangat membatu dalam intervensi keperawatan setelahnya |
monitor tanda-tanda hipertermi |
tanda-tanda hipertermi seperti penurunan nafsu makan dan penurunann intake cairan merupakan sebuah indikasi unutk hipertermi |
tingkatkan intake cairan dan nutrisi |
peningkatan intake cairan dan nutrisi akan memperbaiki sitem metabolisme tubuh dan mencegah hipertermi |
monitor nadi dan RR |
perubahan dalam nadi dan pernafasan dapat membahayakan anak, sehingga harus dimonitor secara berkala setiap anak mengalmai demam |
5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses patologis
Tujuan
- Tupan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 x 24 suhu tubuh normal.
- Tupen: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam proses patologis teratasi dengan kriteria:
Kriteria Hasil :
- TTV stabil
- Suhu tubuh dalam batas normal
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Pantau suhu pasien (derajat dan pola): perhatikan menggigil, diaforesi. |
Suhu 38,9-41,1 derajat celsius menunjukkan proses penyakit infeksius akut. |
Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. |
Suhu ruangan, jumlah selimut harus dirubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal |
Berikan kompres hangat: hindari penggunaan kompres alkohol. |
Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan air es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan |
Berikan selimut pendingin |
Digunakan untu kengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5-40 derajat celsius pada waktu terjadi gangguan pada otak. |
Kolaborasi: Berikan antipiretik sesuai indikasi |
Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral |
6. Gangguan volume cairan kurang dari kebutuhann tubuh b'd peningkatan suhu tubuh
Tujuan
- Tupan: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi
- Tupen: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam peningkatan suhu tubuh teratasi, dengan kriteria:
Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Menunjukan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa mulut lembab
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Ukur/catat haluaran urin. |
Penurunan haluaran urin dan berat jenis akan menyebabkan hipovolemia. |
Pantau tekanan darah dan denyut jantung |
Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi tekanan darah/CVP, mekanisme kompensasi awal dari takikardia untuk meningkatkan curah jantung dan meningkatkan tekanan darah sistemik. |
Palpasi denyut perifer. |
Denyut yang lemah, mudah hilang dapat menyebabkan hipovolemia. |
Kaji membran mukosa kering, turgor kulit yang tidak elastis |
Hipovolemia/cairan ruang ketiga akan memperkuat tanda-tanda dehidrasi. |
Kolaborasi: Berikan cairan intravena, misalnya kristaloid dan koloid |
Sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mengatasi hipovolemia relatif (vasodilasi perifer), menggantikan kehilangan dengan meningkatkan permeabilitas kapiler. |
Kolaborasi: Pantau nilai laboratorium |
Mengevaluasi perubahan didalam hidrasi/viskositas darah. |
7. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan
- Setelah diberikan asuhan keperawatan selama...x24 jam, pengetahuan keluarga meningkat dan keluarga dapat memahai proses penyembuhan penyakit anaknya
Kriteria Hasil :
- pengetahuan keluarga meningkat
- keluarga mengerti dengan proses penyakit epilepsi
- keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien.
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. |
pendidikan merupakan salah satu faktor penentu tingkat pengetahuan seseorang |
Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien. |
untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang telah mereka ketahui,sehingga pengetahuan yang nantinya akan diberikan dapat sesuai dengan kebutuhan keluarga |
Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam melalui penkes. |
untuk meningkatkan pengetahuan |
Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. |
untuk mengetahui seberapa jauh informasi yang sudah dipahami |
Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien. |
agar keluarga dapat memberikan penanngan yang tepat jika suatu-waktu klien mengalami kejang berikutnnya. |
Tujuan
- Tupan: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam kekurangan volume cairan tidak terjadi
- Tupen: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2 x 24 jam peningkatan suhu tubuh teratasi, dengan kriteria:
Kriteria Hasil :
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Menunjukan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat
- Turgor kulit baik
- Membran mukosa mulut lembab
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Ukur/catat haluaran urin. | Penurunan haluaran urin dan berat jenis akan menyebabkan hipovolemia. |
Pantau tekanan darah dan denyut jantung | Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi tekanan darah/CVP, mekanisme kompensasi awal dari takikardia untuk meningkatkan curah jantung dan meningkatkan tekanan darah sistemik. |
Palpasi denyut perifer. | Denyut yang lemah, mudah hilang dapat menyebabkan hipovolemia. |
Kaji membran mukosa kering, turgor kulit yang tidak elastis | Hipovolemia/cairan ruang ketiga akan memperkuat tanda-tanda dehidrasi. |
Kolaborasi: Berikan cairan intravena, misalnya kristaloid dan koloid | Sejumlah besar cairan mungkin dibutuhkan untuk mengatasi hipovolemia relatif (vasodilasi perifer), menggantikan kehilangan dengan meningkatkan permeabilitas kapiler. |
Kolaborasi: Pantau nilai laboratorium | Mengevaluasi perubahan didalam hidrasi/viskositas darah. |
9. Resiko tinggi Kerusakan sel otak berhubungan dengan kejang
Tujuan
- Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam tidak terjadi terjadi kerusakan selotak dan tidak terjadi komplikasi. Dengan kriteria hasil:
Kriteria Hasil :
- tidak ada tanda tanda kejang
- peredaran darah lancar
- suplai oksigen lancar
- komplikasi otak tidak terjadi
- kerusakan sel otak tidak terjadi
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Atur kepala dan beri bantal yang empuk, beri posisi yang nyaman | Mengarahkan Ekstremitas dengan hati-hati menurunkan resiko trauma secara fisik ketika klien kehilangan kontrol terhadap otot volunter. |
Longgarkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen. | Obat anti kejang yang dapat menstabilkan membran sel. |
Lakukan tanda-tanda vital dan tingkat kesadaran | Untuk fasilitasi usaha bernafas atau ekspansi dada |
Kolaborasi pemberian tambahan O2 | Mencatat Keadaan posiktal dan waktu penyembuhan pada keadaan normal. |
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikas | Dapat Menurunkan Hipoksia Serebral sebagai akibat dari sirkulasi yang menurun atau oksigen sekunder terhadap pasme vaskuler |
10. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan perubahan kesadaran, kerusakan kognitif selama kejang, atau kerusakan mekanisme perlindungan diri.
Tujuan
- Setelah dilakuakn asuhan keperawatan selama ....x24 jam, cidera tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Intervensi :
- Dapat mengurangi risiko cidera pada pasien
Intervensi :
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Kaji karakteristik kejang |
Untuk mngetahui seberapa besar tingkatan kejang yang dialami pasien sehingga pemberian intervensi berjalan lebih baik |
Jauhkan pasien dari benda benda tajam / membahayakan bagi pasien |
Benda tajam dapat melukai dan mencederai fisik pasien |
Segera letakkan sendok di mulut pasien yaitu diantara rahang pasien |
Dengan meletakkan sendok diantara rahang atas dan rahang bawah, maka resiko pasien menggigit lidahnya tidak terjadi dan jalan nafas pasien menjadi lebih lancer |
Kolaborasi Kolaborasi dalam pemberian obat anti kejang |
Obat anti kejang dapat mengurangi derajat kejang yang dialami pasien, sehingga resiko untuk cidera pun berkurang |
11. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b'd intake yang adekuat
Tujuan
- Tupan: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 5 x 24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi
- Tupen: setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam intake nutrisi adekuat, dengan kriteria:
Kriteria Hasil :
- Makan klien habis
- BB klien normal
Intervensi Keperawatan | Rasional |
---|---|
Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian. |
Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang menyebabkan depresi, agitasi dan mempengaruhi fungsi kognitif/pengambilan keputusan. |
Gunakan pendekatan konsisten, duduk dengan pasien saat makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi dan/komentar. |
Pasien mendeteksi pentingnya dan dapat beraksi terhadap tekanan, komentar apapun yang dapat terlihat sebagai paksaan memberikan fokus padad makanan. |
Berikan makan sedikit dan makanan kecil tambahan, yang tepat. |
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode puasa. |
Buat pilihan menu yang ada dan izinkan pasien untuk mengontrol pilihan sebanyak mungkin. |
Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol lingkungan lebih suka menyediakan makanan untuk makan. |
Pertahankan jadwal bimbingan berat badan teratur. |
Memberikan catatan lanjut penurunan dan/atau peningkatan berat badan yang akurat. |
Sumber : Perawat Kita Satu
Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan tentang Askep Kejang Demam Pada Anak Part 2, semoga artikel ini membuat teman-teman dalam membuat laporan makalah ataupun laporan praktik keperawatannya.
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Askep Kejang Demam Pada Anak Part 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar