SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI
Topik : Hipertensi
Hari/ tanggal :
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Penyaji :
Tempat :
a.
Tujuan
1.
Tujuan
umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga
mengetahui tentang hipertensi.
2.
Tujuan
khusus
a.
Keluarga
mengetahui
pengertian hipertensi
b. Keluarga mengetahui penyebab dari hipertensi
c. Keluarga mengetahui bagaimana cara pencegahan
terjadinya hipertensi
d.
Keluarga
mengetahui tentang faktor – faktor yang dapat meningkatkan hipertensi
e. Keluarga mengetahui cara pengobatan / terapy dari
hipertensi
b. Sasaran : Keluarga Klien
c. Garis besar materi
a.
Pengertian
hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Pencegahan hipertensi
d.
Faktor
– faktor yang dapat meningkatkan hipertensi
e. Pengobatan / terapy hipertensi
d.
Pelaksanaan kegiatan
No
|
Tahap kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan
penyuluh
|
Kegiatan peserta
|
Metoda
|
1
2
3
|
Pendahuluan
Penyuluhan
Penutup
|
5 menit
25 menit
10 menit
|
¨
Memberi
salam
¨
Memperkenalkan
diri
¨
Menjelaskan
maksud dan tujuan
¨
Membagikan
leafleat
¨
Menjelaskan
tentang pengertian hipertensi
¨
Menjelaskan
tentang penyebab hipertensi
¨ Menjelaskan
tentang cara pencegahan hipertensi
¨ Menjelaskan
tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan hipertensi
¨ Menjelaskan
cara pengobatan/therapy dari hipertensi
¨
Menjawab
pertanyaan
¨ Evaluasi
memberikan pertanyaan kepada para lansia
¨ Evaluasi
pada klien memberikan reward (pujian)
¨
Membuat
kesimpulan
¨
Salam
penutup
|
- Menjawab
salam
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Mendengarkan
-
Memperhatikan
- Menyimak
- Bertanya
- Memperhatikan jawaban
- Menjawab salam
|
Ceramah
Ceramah
dan Tanya jawab
Ceramah
dan Tanya jawab
|
e. Metode
1.
Ceramah
2.
Diskusi / tanya jawab
f.
Media : Leafleat
g.
Evaluasi
Memberikan pertanyaan secara lisan
berhubungan dengan materi penyuluhan
- Jelaskan Sebutkan pengertian hipertensi
- Sebutkan penyebab dari hipertensi
- Jelaskan cara pencegahan hipertensi
- Sebutkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hipertensi
h. Referensi
1. Bobak, I. M & Jeasen. M. DS (1993). Maternity and Gynecologic Care the nurse and family.
5 th ed Saint louis. Mosby company
2. Karta Sapoetra (2003). Ilmu Gizi
; Korelasi Gizi Kesehatan dan Produksi Kerja Reka Cipta Jakarta
3. Stright Barbara R (2005). Panduan
Belajar Keperawatan Ibu – bayi baru Lahir Edisi 3 EGC Jakarta
4. Soeditomo (1996). Ilmu Gizi untuk
Mahasiswa dan Frofesi. Dian Rakyat Jakarta
TINJAUAN TEORI
1 Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sehingga tekanan sistolik dari 140 mmHg dan tekanan diastolic lebih besar
dari 90 mmHg.
Diagnosis hipertensi ditegakan bila
dari pengukuran berulang – ulang tersebut diperoleh nilai sistolik lebih dari
140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg. Pengukuran tekanan darah (TD) dilakukan dengan cara
penderita harus duduk dengan santai di kamar yang tenang sedikitnya 5
menit sebelum pengukuran mereka tidak
boleh merokok atau minum kopi dalam 30 menit sebelumnya.
2. Etiologi
2.1 Hipertensi Primer
Hipertensi
ini tidak jelasnya etiologinya, lebih dari 90% kasus termasuk kedalam kelompok
ini, kelainan hemodinamik utama adalah peningkatan resistensi parifer.
Penyebab multi factor terdiri dari
factor genetic dan lingkungan predisposisi factor generic dapat berupa
sensitifitas terhadap natrium, stress, peningkatan reaktifitas vascular dan
resistensi insulin. Predisposisi lingkungan, makan garam (yodium) berlebihan
stress psikis dan obesitas
2.2 Hipertensi Sekunder
Hipertensi
ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, obat dll.Kelainan
ginjal yang dimaksud adalah glomerulonefritis, pyelonefritis, penyakit ginjal
polikistik, nefropati diabetic dll. Akibat lesi pada arteri ginjal sehingga
menyebabkan hiperfusi ginjal. Penyakit endokrin terjadi akibat kelainan korteks
adrenal, tumor di medulla adrenal, akromegali, hipotiroidisme dll. Obat
kontrasepsihormonal, hormone adrenokortikotropit, kartikosteroid dll juga dapat
menyebabkan hipertensi.
3. Manifestasi Klinis
Hipertensi tidak memberikan gejala
khas, setelah beberapa tahun adakalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari
sebelum bangun tidur, hilang setelah bangun. Gangguan hanya dapat diketahui
dengan pengukuran tensi, ada kalanya melalui pemeriksaan tambahan terhadap
ginjal dan pembuluh.
4. Pencegahan
Meskipun factor keturunan memegang
peranan penting namun cara dan pola hidup sangat esensik dalam menjauhi
hipertensi, misalnya dengan mengurangi lemak, serta garam, merokok dan minum alcohol
dan BB idela dapat mengurangi resiko hipertensi control teratur, mengingat
hipertensi sering kali tidak memberikan gejala. Maka itu dianjurkan
pengontrolan TD berkala setiap 1 -2 tahun sekali, lebih – lebih bagi mereka
yang diatas 45 tahun.
5. Faktor Yang Dapat Meningkatkan Tekanan Darah
5.1 Garam
Ion natrium mengakibatkan retensi air,
sehingga volume darah bertambah dan menyebab kan daya tahan pembuluh meningkat.
Juga memperkuat efek vosokontriksi noradrenalin
5.2 Drop (Liquorice)
Sejenis gula yang dibuat dari succus
liquiritiae dapat juga meningkatkan TD dengan cara retensi air
5.3 Stress
Akibat
pelepasan adrenalin dan noradrenalin yang bersifat vasokontriksi
5.4 Merokok
Nikotin dalam rokok dapat menyebabkan
vasokontriksi, serta dapat juga berpengaruh
terhadap pembuluh
5.5 Pil Anti Hamil
Mengandung hormon estrogen
bersifat retensi garam dan air
5.6 Hormon Pria dan Kortikosteroid
Bersifat
retensi air
5.7 Kehamilan
Mekanisme ini serupa dengan proses di
ginjal, bila uterus di regangkan terlalu sering dan menerima kurang darah, maka
dilepaskan zat yang meningkatkan TD
6
Komplikasi
Hipertensi akan menimbulkan komplikasi
atau kerusakan pada berbagai organ sasaran yakni jantung, pembuluh darah otak,
pembuluh darah ferifer, ginjal dan retina.
Komplikasi hipertensif yakni
komplikasi yang langsung disebabkan oleh hipertensi itu sendiri misalnya
pendarahan otak, enselofalopati hipertensif, hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung
kongesif, gagal ginjal aneurisma aorta dll.
Kedua komplikasi aterosklerotik yaitu
komplikasi akibat proses ateroslerosis yang disebabkan tidak hanya hipertensi
itu sendiri tetapi juga oleh banyak factor lain. Misalnya peningkatan
kolesterol serum, merokok, DM dll. Komplikasi aterosklerotik ini berupa
penyakit jantung koroner (PJK) infark miokard trombosis serebral, dan
klaudikasio.
Factor resiko kardiovaskuler yang
tidak dapat diubah riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, sedangkan yang dapat
diubah yaitu lipid darah yang tingg, merokok, DM, obesitas dll
7. Pengobatan / Therapy
Penggolongan obat anti hipertensi
dapat dikelompokkan menjadi : Diuretika, Alfa-reseptor blockers, Beta-reseptor
blockers, obat SSP, antagonis calsium,
penghambat ACE dan AT-II-Receptor blockers dan vasodilator yang akan di
bahas adalah golongan alfa-receptor
blockers(nifedipin) dan penghambatan ACE (kaptopril)
7.1 Nifedipin
Nifedipin adalah zat pertama dari
kelompok dihidropiridin dengan gugusan fenil pada posisi – para
Nifedipin
menghambat transport ion Ca (Calsium Antagonis) namun nama ini sebenarnya
kurang tepat karena obat ini tidak menghambat ion Ca secara lansung,
melainkankan bekerja pada slow calsium channel menyebabkan channel tersebut
sulit dilalui oleh ion ca tersebut. Maka lebih tepat disebut Calsium Chanel
Blocker dengan menghambat masuknya ion Ca kedalam sel otot polos tersebut
akibat terjadi vasodilatasi arteriol perifer dan penurunan tahanan perifer.
Pengurangan resistensi pembuluh darah perifer ini menghasilkan penurunan
tekanan darah selain itu, nifedipin juga menyebabkan dilatasi arteri koronaria,
dan mencegah terjadinya vasospasme dengan demikian nifedipin dapat dipakai
untuk terapi hipertensi dan angina paktoris
1. Farmakokinetik
Nifedipin diserap dengan baik per
oral, tetapi diserap lebih cepat bila diberikan secara sublingual. Nifedipin
juga mengalami metabolisme yang hebat menjadi metabolic yang inaktif.
Waktu paruh adalah 5 jam dosis
nifedipin untuk hipertensi adalah 10 – 20 mg yang diberikan 3 kali sehari per
oral
2. Indikasi
Untuk pengobatan dan
pencegahan insufiensi koroner terutama angina pectoris, hipertensi kronik dan
hipertensi urgensis
3. Cara Kerja Obat
Nifedipin bekerja
sebagai antagonis kalsium dengan menghambat arus ion kalsium masuk ke dalam
otot jantung dari luar sel. Karena kontraksi otot polos tergantung pada ion
kalsium ektraselular, maka dengan adanya antagonis kalsium dapat menimbulkan
efek inotrofik negatif. Demikian juga dengan Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio
Ventrikular (VA) akan menimbulkan kronotrofik negative dan perlambatan konduksi
AV.
4. Inetraksi Obat
a. Efek menurunkan tekanan darah dan
nifedipin dapat ditingkatkan oleh obat – obat antihipertensi lain
b.
Simetidin dapat meningkatkan efek antihipertensi dan
nifedipin
5. Dosis
Dosis tunggal 5 – 10
mg
Dosis rata – rata 5 –
10, 3 x sehari
Interval tiap dua
dosis paling sedikit 2 jam
Tablet ditelan utuh dengan sedikit cairan. Bila diinginkan khasiat yang
cepat, misalnya ketika terasa akan datang serangan, tablet dikunyah dan
dibiarkan menyebar dalam mulut. Nifedipin
akan diserap cepat oleh selaput lendir mulut
6. Efek Samping
a. Kadang – kadang mengakibatkan mual, sakit kepala,
palpasi, takikardia, lemah, edema, hipotensi, reaksi hipertensi, kontipasi
b.
Umumnya timbul pada waktu pengobatan bersifat sedang dan
sementara
c.
Hiperplasia, gingival timbul pada kasus – kasus isolasi
selama terapi jangka panjang, yang hilang bila pengobatan dihentikan
d.
Gangguan fungsi hati (intrahepatik cholestatis, kenaikan
transaminase) jarang terjadi dan reversible pada penghentian obat
e. Pada pria lanjut usia, pemberian jangka panjang dapat
menyebabkan pembesaran kelenjar mammae (ginekomastia) yang hilang bila
pengobatan dihentikan
7. Kontra Indikasi
a. Hipersensitif terhadap nifedipin
b. Jangan diberikan pada waktu hamil
c. Jangan diberikan pada ibu
menyusui
d. ASI, bila nifedipin sangat
diperlukan, dianjurkan untuk berhenti menyusui karena pengaruhnya terhadap bayi
belum diketahui
e. Jangan digunakan pada syok
kardiovaskule
8. Peringatan dan Perhatian
a. Hati – hati bila diberikan
bersama obat – obat golongan beta blocker dapat menimbulkan hipotensi berat,
payah jantung dan infark miokard
b. Agar selalu dilakukan pengecekan
/control terhadap tekanan darah
c. Penderita yang dapat pengobatan
dengan nifedipin harus dilakukan pemeriksaan secara teratur
d. Dapat mengganggu kemampuan
mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin terutama pada awal
pengobatan, pada kombinasi dengan alcohol atau bila diganti dengan obat lain
e. Hati – hati pada penderita
dialisa dengan malignant hypertension dan gagal ginjal irreversibel dengan
hipovolemia, karena dapat terjadi penurunan tekanan darah akibat vasodilatasi
f. Dapat menimbulkan rasa sakit pada
dada (gejala seperti pada anginapectoris) yang biasanya timbul pada 30 menit
setelah pemberian nifedipin
g. Bila diberikan bersama obat
penghambat reseptor adrenergic penderita harus dimonitor secara hati – hati
karena kemungkinan timbulnya hipertensi berat dan gagal jantung
h. Hati – hati bila diberikan pada
penderita diabetes mellitus karena walupun nifedipin bukan diaketogenik,tetapi
pada kasus-kasus tertentu perna dilaporkan kenaikan temporer glukosadarah
(hipergikemia).
7.2 Kaptopril
Kaptopril
adalah suatu inhibitor kompotitf dari ACE didepti- dylcarboxypeptidase (ACE =
angotensin converting enzyme),atau disebut juga sebagai kininase II. Penghambatan
terhadap enzim ini menyebabkanpenurunan konversi angiotensi I(At I) menjadi
angiotensin II (At II). Dismaping itu terjadi juga akumulasi bradikinin,yaitu
suatu vasodilator endegen yang sangat kuat,yang diaktifkan oleh kininase II.
Efek terapi kaptopril dalam hipertensi dan payah jantung diperoleh sebagai
hasil dari vasodilatasi perifer langsung, terutama disebabkan oleh pengurangan
At II dalam sirkulasi. Aldosteron juga berkurang oleh karenakurangnya
pembentukan At II tersebut. Dalam
klinik kaptopril dipakai untuk terapi: hipertensi dan gagal jantung.
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai SAP Hipertensi dan materinya Lengkap, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar