PRE PLANING
PENYULUHAN
PENYAKIT ATHRITIS
RHEMATHOID
A. Pendahuluan
Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang
diamanatkan dalam ketetapan MPRRI NO.IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah
satunya adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan
rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai Usia Lanjut.
Upaya
yang ditempuh pemerintah untuk mendapatkan kehidupan yang sehat bagi masyarakat
adalah dengan menetapkan Visi Indonesia sehat 2010 yang diupayakan melalui
pembangunan kesehatan dengan tujuan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dalam Rencana Pembangunan Kesehatan adalah masyarakat, bangsa
dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi
tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Perjalanan
waktu seakan-akan menyeret seseorang memasuki pintu gerbang lanjut usia. Hal
yang berhubungan dengan lanjut usia ini seringkali membuat seseorang merasa
lemah dan tidak mempunyai semangat hidup. Bayangan hidup sebagai orang yang
tidak berguna, menderita berbagai macam penyakit, mengalami penurunan fungsi,
tidak mendapatkan perhatian keluarga dan masyarakat, beban bagi orang muda dan
sebagainya semakin menimbulkan ketakutan tersendiri. Peningkatan usia harapan hidup
manusia Indonesia membuat populasi orang berusia lanjut semakin tinggi.
Menurut
laporan World Health Organization (WHO) tahun 1998, usia harapan hidup
bagi orang Indonesia meningkat dari 65 tahun (1997) menjadi 73 tahun (2005).
Perbedaan umur harapan hidup antara perempuan dengan laki-laki berpengaruh
terhadap peranan dalam keluarga, penghasilan keluarga, perawatan kesehatan, dan
sistem pendukung lainnya.
Perubahan
psikososial lainnya adalah penurunan kondisi fisik dimana pada umumnya lanjut
usia menganggap sakit sebagai hal biasa, sehingga jarang memeriksakan diri
akibatnya timbullah bermacam-macam penyakit pada lanjut usia. Penyakit-penyakit
yang diderita para lanjut usia bermacam-macam, salah satunya adalah penyakit arthritis
atau radang sendi. Dari penelitian bersama WHO-SEARO pada tahun 1990 dalam
Darmojo (1999) penduduk lanjut usia di Indonesia mengalami arthritis
sebanyak 49% dari 1203 orang yang dipilih secara random dari seluruh desa dan
kota di Indonesia, kemudian dari data Dinkes Kota Palembang dalam Profil
Kesehatan Lanjut Usia (2003:12-13) maka penyakit sistem otot dan jaringan
pengikat pada lanjut usia menempati urutan tertinggi yaitu sebanyak 13.815
orang dari total populasi lanjut usia yang ada.
Penyakit
arthritis dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu gizi, usia, jenis
kelamin, masalah obesitas, tingkat pendidikan, riwayat penyakit, gaya hidup dan aktivitas. Khusus
untuk aktivitas fisik sedikit banyaknya menentukan kepadatan tulang seseorang.
Berbagai
hal tersebut diataslah yang melatarbelakangi maka perlunya dilakukan penyuluhan
mengenai penyakit diare, dimana melalui penyuluhan kesehatan yang diberikan
dapat menambah informasi bagi warga tentang penyakit arthritis.
B. Tujuan
Tujuan
umum :
Meningkatkan pengetahuan warga
masyarakat RT...............tentang
penyakit arthritis Rhematoid dan dapat mengambil keputusan secara cepat dan
tepat pada saat ada anggota keluarga yang sakit.
Tujuan
khusus :
- Masyarakat mengetahui pengertian arthritis
Rhematoid
- Masyarakat mengetahui penyebab penyakit arthritis
Rhematoid
- Masyarakat mengetahui tanda dan
gejala penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui cara
penularan penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui faktor
resiko terjadinya penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui cara
pencegahan penyakit arthritis Rhematoid
C. Metode
Kegiatan
ini menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab
D. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyuluh
:
3. Fasilitator :
4. Observer
:
E. Waktu
Dan Tempat
1. Waktu :
2. Tempat pelaksanaan :
F. Peserta
Warga masyarakat Rt............
G.
Penutup
Demikian
proposal kegiatan ini kami buat, mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan
dengan lancar dan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan warga masyarakat Warga
masyarakat Rt......
Lampiran
Materi Penyuluhan
Arthritis Pada
Lansia
A. Pengertian Arthritis
Arthritis
merupakan
peradangan pada sendi dan mencakup lebih dari 100 tipe penyakit yang berbeda. Arthritis
sering disebut dengan rematik. Rematik adalah istilah yang sering digunakan
untuk menyatakan “Sakit dan nyeri serta kekakuan pada otot, tulang, ligamen dan
persendian tubuh. Istilah arthritis lebih cenderung menerangkan keadaan
yang disebabkan oleh proses degeneratif daripada perubahan – perubahan akibat
radang pada suatu persendian. Sedangkan istilah rematik yang berasal
dari bahasa latin dan yunani kuno yang berarti arus cairan, semacam nanah yang
mengalir ke dalam jaringan dan membawa penyakit (Reeves, 2001:258).
B. Klasifikasi
Arthritis
Dua
klasifikasi utama pada arthritis adalah arthritis inflamasi
dan non inflamasi. Osteoarthritis adalah penyakit sendi
degeneratif (DJD – Degenerative Joint Disease) yang merupakan tipe arthritis
non inflamasi yang paling umum sedangkan arthritis rheumatoid
merupakan tipe penyakit inflamasi yang paling umum. Sistema lupus
erythematosus dan penyakit gout adalah juga merupakan tipe arthritis
inflamasi (Reeves, 2001:258).
Walaupun
terjadi beberapa gangguan peradangan dalam waktu tertentu, perubahan utama pada
osteoarthritis adalah degeneratif. Terjadi secara perlahan-lahan selama
beberapa waktu. Tulang rawan muda kita yang tumbuh berfungsi sebagai bantalan
atau peredam antar tulang. Mulai menua pada pertengahan umur duapuluhan dan
akan kehilangan kelenturan secara perlahan. Setelah menginjak umur sekitar 50
dan 60-an, sebagian tulang rawan menyusut hingga ukuran tertentu disertai rasa
sakit serta nyeri. Daerah yang paling sering terkena adalah sendi-sendi ujung
jari, pangkal ibu jari pergelangan tangan, daerah bawah leher bagian belakang,
sendi-sendi ibu jari kaki, juga sendi lutut (Brunner dan Suddarth, 2001:2336).
Arthritis
rheumatoid
berbeda dengan osteoarthritis. Pada jenis ini semua golongan umur dapat
terkena, terutama sejak umur 2 tahun ke atas. Kebanyakan penderitanya wanita
dan berkisar antara umur 30 sampai 50 tahun. Berbeda dengan osteoarthritis,
penyakit ini merupakan suatu peradangan dengan pembengkakan sendi-sendi dan
jaringan lunak di sekitar sendi, disertai perasaan tidak sehat, kadang-kadang
dengan demam dan anemia (Brunner dan Suddarth, 2001:2338). Perbedaan ini
terlihat seperti dalam table 2.1.
Tabel 2.1 Rheumatoid
Arthritis Dibandingkan Dengan Osteoarthritis.
Rheumatoid
Arthritis
|
Osteoarthritis
(DJD)
|
Sistemik
(rasa lelah, kehilangan berat badan, anemia)
Demam
Peradangan
sistemik
Mungkin
berasal dari autoimmune
3
: 1 pada perempuan
Menyerang
orang muda (20 –30 tahun)
Pada
perempuan biasanya setelah menopause
Menyerang
persendian kecil dan besar (simetris); biasanya terdapat di jari tangan,
lutut, siku, tumit.
Akan
tetap sama selama hidup
Menyebabkan
proses inflamatori pada bagian tubuh lain (paru,paru, ginjal, mata).
Tindakan
operasi tidak akan membantu (kondisi akan kembali)
Dapat
menyebabkan pembengkakan pada sendi yang menyakitkan.
Jari
tangan bengkak, persendian dingin dan lembab, berwarna kebiruan; otot menjadi
lemah.
Persendian
bergerak atau berpindah
Persendian
akan ber-ankylose (menyatu)
Laboratorium
abnormal (faktor rheumatoid, besar sedimentasi tinggi, hemoglobin
rendah)
|
Nonsistemik
(berasal dari luka sobek)
Tidak
ada demam
Peradangan
lokal (hanya persendian)
Kebanyakan
arthritis
2
: 1 pada perempuan
Menyerang
orang yang lebih tua (diatas 45 tahun)
Lebih
sering terdapat pada orang gemuk
Menyerang
persendian yang menopang berat (lutut, tulang pinggul, buku jari, tulang
belakang).
Dapat
bersifat progresif.
Hanya
membentuk peradangan lokal. Dapat bersifat keturunan.
Tindakan
operasi dapat memindah atau menggabungkan persendian (pilihan terakhir)
Juga
menyebabkan pembengkakan, tetapi tidak membatasi aktivitas dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
Persendian
biasanya tidak bengkak ; otot tetap kuat.
Persendian
seperti masih berfungsi dan masih ada tempatnya.
Persendian
tidak akan ber-ankylose
|
Catatan
: Dari Arthritis Foundation, 1314, seizing Spring Street NW, Atlanta, GA
30309
|
(Reeves, 2001:258)
1. Arthritis Non
Inflamasi
Osteoarthritis
a.
Pengertian
Osteoarthritis merupakan penyakit pada
sendi-sendi penahan berat tubuh yang progresif, non inflamasi, non sistemik,
dan kronis. Osteoarthritis prevalensinya lebih banyak terdapat pada
orang dengan usia diatas 35 tahun, perempuan diatas 55 tahun serta sering
ditemukan pada penduduk asli Amerika. Meskipun sebabnya masih belum diketahui
namun akibat trauma atau penggunaan sendi khusus yang berlebihan dapat
menyebabkan osteoarthritis pada orang muda dan proses pertambahan usia
kelihatannya juga merupakan faktor penting yang terkait dengan penyakit ini.
Faktor resiko mencakup pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik
berulang-ulang, trauma, peradangan, ketidakstabilan sendi, gangguan neurologis
dan kelainan bentuk tulang kongenital atau dapatan penyakit utama diturunkan
secara autosomal resesif menyebabkan kesalahan dalam pembentukan
jaringan ikat sendi, degenerasi dan hypertrophy tulang atau pertumbuhan
tulang berlebih dalam bentuk taji / tonjolan tulang.
b.
Manifestasi
Klinis
Rasa sakit, pembengkakan sendi
merupakan gejala yang paling banyak terjadi pada osteoarthritis. Rasa
sakit yang berat saat mengangkat atau menahan beban sehingga membatasi
mobilitas pasien. Kekakuan bersifat sementara selama 15-30 menit. Pembengkakan
sendi dan kelainan bentuk biasanya berasal dari Nodus Heberden
(Proliferasi tulang pada sendi Interphalengal distal) dan Nodus
Bouchard (kelainan bentuk yang sama pada persendian interphalangeal
proximal), berkembang menjadi pengecilan dan spamus otot sehingga klien
mengeluh nyeri yang menetap.
c.
Diagnosa
Pada pemeriksaan klinis dan
radiologis didapatkan pemeriksaan sinar X menunjukkan penyempitan ruangan
sendi, pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan hasil yang spesifik pada
penyakit osteoarthritis ini, CBC dan ECR biasanya normal dan faktor
rheumatoid serta antinuclear antibodies akan negatif.
d.
Manajemen
Theraupeutic
Manajemen theraupeutic osteoarthritis
diarahkan pada pengelolaan nyeri beserta perawatan fungsi dan mobilitas
persendian. Karena penyakit bersifat kronis perawat harus memeriksa nyeri,
kekakuan, pembatasan gerak, deformitas persendian, simetri, nodul-nodul
dan suara krepitasi. Asuhan keperawatan mencakup penyuluhan kepada
pasien untuk menemukan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, tetapi
panas dan kantong es untuk meningkatkan rasa nyaman, latihan isotonic
dan isometric untuk menguatkan otot, nutrisi yang sesuai dan berimbang,
obat anti inflamasi dan analgesik, prosedur pembedahan untuk asuhan keperawatan
jangan lama yaitu dengan mengkoordinasikan terapi pekerjaan dan fisik serta
memberikan informasi mengenai keamanan penggunaan alat Bantu juga ikut
berpartisipasi dalam kelompok penderita arthritis.
(Reeves, 2001:259-263)
2. Arthritis Inflamasi
Rheumatoid Arthritis
a. Pengertian
Rheumatoid
arthritis
merupakan penyakit kronis sistematik yang progresif pada jaringan pengikat ini
mencakup peradangan pada persendian synovial yang simetris sehingga
menyebabkan kerusakan persendian. Serangan rheumatoid arthritis sering
terjadi pada orang diantara umur 25 – 55 tahun, dan 3 kali lebih banyak terjadi
pada wanita. Penyakit ini memungkinkan paling melemahkan dan sangat menyakitkan
diantara bentuk penyakit arthritis. Penyakit ini mempunyai efek
merugikan, gaya hidup yang signifikan pada wanita yang menggendong anaknya
bertahun-tahun atau individu dengan kerja produktif bertahun-tahun dan bagi
orang setengah baya.
b. Manifestasi Klinis
Tanda dan
gejalanya adalah rasa sakit dan pembengkakan di persendian, hangat, dan
menurunnya ROM. Manifestasi sistematik sebelum gejala tampak adalah mencakup rasa
sakit di otot, anorexia, dan rasa lelah. Kekakuan sendi di pagi hari
biasanya berlangsung lebih dari 30 menit dan sering mencakup persendian
simetris / rasa tidak enak badan, anorexia, berkurangnya berat badan
karena penyakit kronis dan demam tingkat rendah akan terus berlanjut saat
penyakit makin bertambah parah.
c. Diagnosa
Adanya
kenaikan ESR, Hormochromic atau Hypocromic anemia dan faktor
rheumatoid positif imunoglobulin M (IgM) aktif kembali dengan
naiknya titer. Banyak
pasien yang menderita antinuclear antibodies dan peningkatan imunoglobulin
G (IgG). Hasil radiology menunjukkan pembengkakan jaringan lunak dan
penyakit osteoporosis pada tingkat awal dan penyempitan ruangan
persendian dengan kerusakan tulang rawan, deformitas, ankylosis dan
subluksasi dalam tahap berikutnya.
d. Manajemen
Theraupeutic
Perawatan
mencakup penggunaan alat Bantu untuk membatasi penggunaan sendi, terapi kompres
hangat dan dingin untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas.
Perubahan posisi dapat menghindarkan kejang otot, adanya keseimbangan yang
benar antara aktivitas dan istirahat. Teknik relaksasi, ROM, latihan isometric
dan isotonic membantuk menjaga fungsi sendi, menghindari kekakuan dan
menguatkan kelompok otot disekitar sendi. Perawatan pharmacological
diawali dengan dosis tinggi salicylates, obat non steroidal anti –
inflammatory (NSAID), obat modifikasi penyakit seperti obat corticosteroid,
Hydroxychloroquine, gold compounds dan cytotoxic. Pasien yang diberikan
obat ini harus terus dimonitor seandainya ada efek samping, untuk pilihan terakhir
dapat dilakukan pembedahan (Reeves, 2001:263-265)
C. Penyebab Arthritis /
Etiologi Arthritis
Tidak
diketahui sebab pasti penyakit arthritis tapi ada beberapa faktor yang
dianggap sebagai penyebab atau mengakibatkan gejalanya memburuk antara lain :
a)
Infeksi
Dalam
beberapa kasus tertentu arthritis dapat disebabkan oleh infeksi. Arthritis
hanya pada satu sendi dapat dicurigai sebagai tuberculosis, terutama
pada para imigran. Beruntung jarang penyakit tersebut ditemui saat ini terutama
kalau kesehatan masyarakat kian baik dan berkurangnya tempat tinggal yang
berdesak-desakan. Beberapa infeksi virus seperti campak jerman mengakibatkan
arthritis seperti rematik arthritis tapi hanya dalam jangka pendek
dan sembuh setelah beberapa pekan.
b)
Kelebihan
Asam Urat
Satu-satunya jenis arthritis
yang disebabkan oleh kelebihan urat adalah gout. Asam urat didalam darah
dapat mengkristal disekeliling persendian dan mengendap dimana pengendapan ini
disebut tophi.
c)
Luka
Luka dapat mengakibatkan arthritis
pada persendian. Hal ini dapat menyebabkan kian parah arthritis, atau
akan menyebabkan arthritis yang baru kemudian terjadi pada persendian
yang pernah terkena.
d)
Cuaca
Cuaca
dingin dan lembab dapat membuat anda lebih merasakan nyeri dan sakit tapi tidak
menyebabkan arthritis tambah parah. Penderita rematik harus menghindari
angin dingin yang menusuk dan berpakaian tebal dimusim dingin.
e)
Usia
Sejumlah penyakit arthritis
disebabkan oleh dipakainya persendian secara terus menerus tapi untungnya dari
perubahan usia 19 tahun – 70 tahun bersifat bertahap dan hanya kadang-kadang
menyebabkan rasa sakit.
f)
Keturunan
Resiko terserang akan tinggi
untuk penyakit gout, ankylosing spondylitis dan arthritis yang
berkaitan dengan soriasis juga osteoarthritis biasa, satu hal
yang hendaknya diingat ialah seorang dari dua puluh orang anggota keluarga akan
terserang secara kebetulan.
g)
Kehamilan
Nyeri punggung bagian bawah
seringkali muncul pada kehamilan karena mengendurnya jaringan ikat dan
perubahan mekanisme dari tulang belakang, tapi hal ini jarang berlangsung lama.
(Dieppe, 1995:21)
D. Pemeriksaan
Arthritis
Diagnosa
terhadap pasien arthritis dilakukan dokter dengan memperhatikan tiap
gejala dan memeriksa persendian. Pemeriksaan lain untuk membantu memperjelas
gambaran kasus sulit untuk memonitor, riwayat penyakit dan efek suatu
pengobatan antara lain :
a.
Tes
Darah
Diperlukan untuk menetapkan
diagnosa. Banyak pasien menderita rematik arthritis mempunyai bawaan
yang disebut faktor rematik (rheumatoid factor) dalam darah mereka.
Penderita gout ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat di dalam
darah. Tes ini dapat dipakai untuk memonitor efek pengobatan juga dapat
menunjukkan komplikasi arthritis seperti konsentrasi Hb rendah indikasi
anemia, meningkatnya jumlah sel darah putih karena ada infeksi.
b.
Radiografi
Sinar X dapat membantu diagnosa
dengan menunjukkan keadaan permukaan persendian, apakah tulang mengalami
kerusakan atau disana tumbuh tulang kecil pada ujung persendian atau pada
jaringan ikatnya.
(Sjamsuhidajat&Wim De Jong,
1994:1236)
E. Pengobatan Arthritis
a)
Latihan
Latihan merupakan hal penting
bagi kesehatan seorang penderita arthritis karena dapat melancarkan
gerak persendian dan menguatkan otot-otot.
b)
Pengobatan
Dengan Kompres Panas dan Kantong Es
Sendi maupun
otot yang kaku dan sakit dapat berkurang dengan kompres air panas dan kompres
es.
c)
Istirahat
/ Tirah Baring
Selama masa peradangan rematik
arthritis, istirahat ditempat tidur selama satu atau 2 minggu. Selama
periode ini seluruh persendian harus bisa bergerak sesuai arah gerak untuk
menghindari kekakuan.
d)
Diet
Makanan berkadar asam urat
tinggi seperti telur ikan, sarden, dan hati dapat menyebabkan serangan gout
yang akut. Pengurangan berat badan akan bermanfaat, bagi gejala – gejala
penderita osteoarthritis bisa mendapat diverticulitis dan
penderita rematik otot menderita spastic colon maka diet makanan
berserat bermanfaat untuk kondisi ini
e)
Obatan-obatan
Ada beberapa macam obat-obatan
untuk menyembuhkan arthritis, persendian yang infeksi harus dirawat di
RS dengan antibiotik. Dokter membutuhkan contoh cairan dari persendian sebelum
menentukan tindakan yang paling tepat.
f)
Pembedahan
Dalam beberapa kasus, prosedur
pembedahan yang mencakup pergantian sendi (arthroplasty), arthrodesis,
osteotomy, reseksi atau synovektomi mungkin dapat menjadi therapy pilihan.
(Wright, 1999:20-25)
2.2 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyakit Arthritis
a.
Aktivitas
dan riwayat penyakit
Aktivitas
fisik yang dianjurkan oleh Pusat Aerobik Klinik Cooper Arthritis Foundation Unite d State dalam Cooper (1998:16) adalah olahraga. Olahraga merupakan
suatu bentuk kegiatan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat
kemampuan fisik manusia bila dilaksanakan dengan tepat dan terarah. Artinya
bahwa telah diperhitungkan pelaksanaannya berdasarkan adanya keterbatasan dari
tubuh manusia menghadapi beban kerja fisik dan kelebihan tubuh manusia
menghadapi tekanan (stress) yang makin meningkat (Depkes, 1995:52). Olahraga yang tepat
bagi penderita arthritis adalah senam lansia, bersepeda dan berjalan
kaki (Cooper, 1998:16).
Kaku leher
dapat timbul secara tiba-tiba. Biasanya akibat tiupan angin dari jendela mobil
setelah menempuh perjalanan jauh atau setelah tidur dengan posisi leher yang
tidak tepat. Kaku leher yang kronis dapat disebabkan oleh cidera masa lampau
atau osteoarthritis. Pada akhir usia setengah baya, daerah tulang rawan
diantara ruas tulang belakang akan menyempit dan kurang lentur.
Perubahan-perubahan yang tampak pada foto sinar x, terutama didaerah leher
bawah, hampir selalu terdapat pada usia diatas 60 tahun walaupun gejalanya
ringan.
Fibrositis merupakan gejala arthritis
rheumatoid yang menimbulkan sakit dan nyeri didaerah leher, bahu, dan
punggung bagian atas. Biasanya disebabkan oleh salah urat atau cidera ringan
serta adanya daerah yang mengalami degenerasi pada tulang rawan. Penyebab lain
adalah kelelahan, posisi buruk yang berkepanjangan, kecemasan, atau kombinasi
dari semuanya. Latihan olah raga apalagi sudah tidak terbiasa dapat menyebabkan
fibrositis berat keesokan harinya (Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, 1997:17).
Duduk dan
tidak bergerak dalam waktu yang lama seperti pada perjalanan yang dengan mobil
maupun pesawat terbang sering menyebabkan pembengkakan pada kaki dan
pergelangan kaki. Osteoarthritis berat pada lutut dan pinggul dapat
menyebabkan ketidak mampuan/cacat. Cidera masa lalu atau abnormalitas bawaan
dapat merupakan predisposisi terjadinya osteoarthritis (Lane, 2001:14).
Salah satu
contoh penelitian nyata pasien dengan penyakit arthritis prematur yaitu
Billie Jean King seorang pemain tennis terkenal. Pada usia 18 tahun ia
mengalami kecelakaan mobil sehingga kedua lututnya terbentur ke dashboard. 5
tahun kemudian dokter mengatakan ia telah mengalami osteoarthritis
sebagai akibat kecelakaan tersebut dan ia telah menderita penyakit ini sampai
pensiun sekarang (Cooper, 1998:1).
b.
Pekerjaan
Bursitis atau peradangan dan
pembengkakan pada otot terjadi karena gesekan yang berlebihan akibat seringnya
berlutut seperti pada lutut pembantu rumah tangga dan biarawati (Wright,
1999:12).
Pada
siku pemain tenis sering terjadi cidera akibat pukulan backhand yang keras.
Cidera pada siku bisa sampai berbulan-bulan walaupun diupayakan berbagai cara
untuk mencegahnya (Wright, 1999:11).
Pada
polisi lalu lintas dan dokter gigi yang selalu menggunakan tangan yang sama dan
berdiri berjam-jam setiap harinya tanpa henti dapat meningkatkan resiko
timbulnya gejala penyakit arthritis (Wright, 1999:13).
Pada
wanita karir biasanya mengalami perubahan bentuk kaki yang disebabkan oleh
sepatu tinggi yang dipakainya. Agar tampak anggun biasanya wanita memaksakan
memakai sepatu meskipun tidak sesuai dengan kakinya terutama sepatu lancip
bertumit tinggi. Sepatu tumit tinggi ini lambat laun menyebabkan friksi
atau gesekan pada tendon achilles sepanjang belakang tumit (Wright,
1999:10).
Beberapa
penyebab sakit punggung bawah adalah keletihan serta tegangan pada punggung
saat kerja yang berlebihan dan menggunakan bentuk kursi yang tidak baik, juga
karena sikap tubuh yang salah pada waktu bekerja. Ligamen-ligamen dapat robek
atau teregang oleh gerakan-gerakan menahan beban secara tiba-tiba, khususnya
mengangkat beban dengan tulang punggung melengkung seperti pada buruh pelabuhan
(Depkes, 2000:369).
Salah
satu contoh penelitian nyata seorang dokter gigi Alan Hoffman yang berusia 63
tahun. Ia mengunjungi dokternya untuk check up tahunan dan mengeluhkan rasa
sakit yang parah pada tangan kanan dan pinggul kirinya. Ia mengakui rasa sakit
pada sendi-sendi bukanlah hal yang baru tapi ia dengan tenang menahannya selama
bertahun-tahun karena rasa sakitnya hanya timbul sekali-kali. Sekarang rasa
sakit itu muncul setiap hari sehingga ia mulai khawatir. Sebagai seorang dokter
gigi ia berdiri berjam-jam setiap hari dan hanya menggunakan tangan kanannya saja
selama bekerja. Akhirnya
dokter mengatakan ia menderita osteoarthritis primer (Cooper, 1998:3).
c.
Gizi
Penyakit
pirai disebabkan oleh banyaknya asam urat didalam tubuh. Pirai kebanyakan
menyerang pada malam hari yang disebabkan oleh terlalu banyak makanan dan
minuman kaya gizi, alkohol, dan terlalu banyak latihan fisik. Diet dan
kebiasaan sehari-hari dapat dijadikan penyebab (Wright, 1999:14).
Pada
semua jenis arthritis dimana bagian sendi penumpu berat badanlah yang
terkena. Berat badan yang berlebihan sangatlah menyulitkan. Hal ini berlaku
pula bagi penderita rematik. Kegemukan harus dihindari dengan mengurangi
karbohidrat (gula, roti, mie, kue, nasi, dan sebagainya) (Boughman,
2000:2341).
Osteoarthritis biasanya diderita oleh
orang tua sebagai akibat sering dipakainya permukaan sendi yang menahan berat
badan seperti pinggul, lutut, atau tulang belakang. Lebih banyak wanita yang
terserang ketimbang pria dan biasanya keadaan ini muncul setelah menopause
(Margatan, 1996:97).
Dari
penelitian nyata Alan Hoffman memiliki berat badan yang agak berlebihan
sehingga beban yang ditanggung oleh sendinya sangatlah berat. Untuk mengurangi
gejala osteoarthritis yang dialaminya maka Alan harus melakukan program
pengurangan berat badan dipusat kebugaran Cooper (Cooper, 1998:2)
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Penyakit Arthritis Rhematoid
Pokok Bahasan : Arthritis
Rhematoid
Sub Pokok Bahasan :
- Pengertian Arthritis
Rhematoid
- Penyebab penyakit Arthritis
Rhematoid
- Tanda dan gejala
penyakit Arthritis Rhematoid
- Cara pencegahan
penyakit Arthritis Rhematoid
- Cara perawatan
penderita penyakit Arthritis Rhematoid
Tempat :
Waktu :
Sasaran :
Tujuan
Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan lansia
dan keluarga tentang penyakit
Arthritis Rhematoid dan dapat mengambil keputusan secara cepat dan
tepat pada
saat ada anggota keluarga yang sakit.
Tujuan khusus :
- Masyarakat mengetahui pengertian arthritis
Rhematoid
- Masyarakat mengetahui penyebab
penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui tanda dan
gejala penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui cara
pencegahan penyakit arthritis Rhematoid
- Masyarakat mengetahui cara perawatan
penyakit arthritis Rhematoid
Uraian kegiatan :
No
|
Tahapan kegiatan
|
waktu
|
Kegiatan mahasiswa
|
Kegiatan peserta
|
Metode
|
1.
2
3.
|
Pendahuluan
Isi
Penutup
|
5 mnt
30 mnt
10 mnt
|
- Mengucapkan salam
- Mengingatkan kontrak
pertemuan hari ini.
- Menjelaskan tujuan
- Menanyakan kabar warga yang
hadir
- Menjelaskan pengertian dan
penyebab Arthritis Rhematoid
- Menjelaskan tanda dan gejala Arthritis
Rhematoid
- Menjelaskan cara perawatan
penderita Arthritis Rhematoid
- Menjelaskan cara pencegahan
terkena Diare
- Menanyakan bagaimana perasaan
warga setelah mengetahui lebih banyak tentang penyakit Arthritis Rhematoid
- Menanyakan apa tindakan yang
akan dilakukan oleh keluarga ketika ada anggota keluarganya yang menderita
diare.
- Mengcapkan salam
|
- Menjawab salam
- Mendengarkan dan
- Mengangguk tanda setuju
- Menjawab pertanyaan
- Mendengarkan dan
memperhatikan
- Aktif mengajukan pertanyaan
- Mendengarkan penjelasan
- Menjawab pertanyaan
- Menanyakan hal yang masih
kurang jelas
- Menjawab salam
|
Tanya jawab
Tanya jawab
Tanya jawab
|
Evaluasi : Melalui tanggapan yang di
berikan oleh warga
masyarakat RT ......
Materi :
Terlampir
Referensi :
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai SAP Arthritis Rhematoid, pre planning dan materi Arthritis Rhematoid, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar