Berat Badan Lebih Diagnosa dan intervensi SDKI SIKI SLKI Versi 2

10:35 AM

Berat Badan Lebih Diagnosa dan intervensi SDKI SIKI SLKI Versi 2


Berikut ini artikel perawatkitasatu.com mengenai Diagnosa Berat Badan Lebih SDKI, SLKI, SIKI Lengkap


Berat Badan Lebih Diagnosa dan intervensi SDKI SIKI SLKI Versi 2 dengan rasional
Berat Badan Lebih Diagnosa dan intervensi SDKI SIKI SLKI Versi 2





SDKI, Tujuan dan Intervensi Keperawatan Berat Badan Lebih

Definisi
Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai dengan usia dan jenis kelamin

Kondisi Klinis Terkait
  1. Gangguan genetik
  2. Faktor keturunan
  3. Hipotiroid
  4. Diabetes Melitus maternal
Penyebab 
  1. Kurang aktivitas fisik harian
  2. gangguan kebiasaan makan
  3. Kelebihan konsumsi alkohol
  4. Penggunaan energi kurang dari asupan
  5. Sering mengemil
  6. Sering memakan makanan berminyak/berlemak
  7. faktor keturunan (midistribusi jaringan adiposa, pengeluaran energi, aktivitas lipase, lipoprotein, sintesis, lipid, lipolisis)
  8. Penggunaan makanan formula atau makanan campuran pada bayi
  9. Asupan kalsium rendah pada anak-anak
  10. Berat badan bertmabah cepat (selama masa anak-anak, selama masa bayi, termasuk minggu pertama, 4 bulan pertama, dan tahun pertama)
  11. Makanan padat sebagai sumber makanan utama pada usia <5 bulan

Tanda / Gejala 
Subjektif
  1. Mengeluh mual
  2. Merasa ingin muntah
  3. Tidak berminat makan
  4. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
  5. Merasa asam dimulut
  6. Sensasi panas/dingin
  7. Sering Menelan
Objektif
  1. (-)


Tujuan Perawatan

A. Tingkat Nausea Menurun (L.08065)
Kriteria Hasil:
  1. Perasaan ingin muntah Menurun
  2. Perasaan asam di mulut Menurun
  3. Sensasi panas Menurun
  4. Sensasi dingin menurun
  5. Diaforesis Menurun
  6. Takikardi Menurun
  7. Pucat Membaik
  8. Dilatasi Pupil Membaik
  9. Nafsu makan Membaik
  10. Frekuensi menelan membaik

B. Fungsi Gastroentestinal Membaik (L.03019)
Kriteria Hasil:
  1. Mual Menurun
  2. Muntah Menurun
  3. Dispepsia menurun
  4. Nyeri Abdomen Menurun
  5. Distensi Abdomen Menurun
  6. Regurgitasi Menurun
  7. Jumlah residu cairan lambung saat aspirasi
  8. Darah pada feses Menurun
  9. Hematemesis Menurun
  10. Frekuensi BAB membaik
  11. Konsistensi feses Membaik
  12. Peristaltik Usus Membaik
  13. Nafsu Makan Membaik
  14. Jumlah Feses Membaik
  15. Warna Feses Membaik

C. Kontrol Nyeri Meningkat (L.08063)
Kriteria Hasil:
  1. Melaporkan nyeri terkontrol Meningkat
  2. Penyatuan kulit Meningkat
  3. Penyatuan tepi luka Meningkat
  4. Jaringan Granulasi Meningkat
  5. Pembetukan jaringan parut Meningkat
  6. Edema pada sisi luka Menurun
  7. Peradangan luka Menurun
  8. Nyeri Menurun
  9. Drainase purulen Menurun
  10. Drainase serosa Menurun
  11. Drainase sanguinis Menurun
  12. Drainase serosanguinis Menurun
  13. Eritema pada kulit sekitar Menurun
  14. Peningkatan suhu kulit Menurun
  15. Bau tidak sedap pada luka Menurun
  16. Nekrosis Menurun
  17. Infeksi Menurun
  18. Gambaran EKG aritmia Menurun
  19. Diaforesis Menurun
  20. Mual Menurun
  21. Muntah Menurun
  22. Arteri apikal Membaik
  23. Tekanan arteri rata-rata Membaik
  24. Takikardi Membaik
  25. Bradikardi Membaik
  26. Kekuatan nadi Membaik
  27. Tekanan Darah Membaik
  28. Fraksi ejeksi membaik
  29. Tekanan baji arteri pulmonal cardiac Index (CI) membaik

D. Perfusi Perifer Meningkat (L02011)
Kriteria Hasil :
  1. Kekuatan nadi perifer Meningkat
  2. Penyembuhan luka Meningkat
  3. Sensasi Meningkat
  4. Warna kulit pucat Menurun
  5. Parastesia Menurun
  6. Kelemahan otot Menurun
  7. Kram otot Menurun
  8. Bruit femoralis Menurun
  9. Nekrosis Menurun
  10. Pengisian kapiler membaik
  11. Akral Membaik
  12. Turgor kulit membaik
  13. Tekanan darah sistolik membaik
  14. Tekanan darah diastolik membaik
  15. Tekanan arteri rata-rata membaik
  16. Indeks ankle-brachial membaik

E. Pola Tidur Meningkat (L.05045)
Kriteria Hasil :
  1. Kemampuan beraktivitas Meningkat
  2. keluhan sulit tidur Menurun
  3. Keluhan sering terjaga Menurun
  4. Keluhan tidak puas tidur Menurun
  5. Keluhan pola tidur berubah Menurun
  6. Keluhan istirahat tidak cukup tidur Menurun

F. Status Kenyamanan Meningkat (L.08064)
Kriteria Hasil :
  1. Kesejahteraan fisik Meningkat 
  2. Kebebasan melakukan ibadah Meningkat
  3. Dukungan sosial dari keluarga Meningkat
  4. Dukungan sosial dari teman Meningkat
  5. Perawatan sesuai keyakinan budaya Meningkat
  6. Perawatan sesuai kebutuhan Meningkat
  7. Kesejahteraan psikologis Meningkat
  8. Rileks Meningkat
  9. Keluhan tidak nyaman Menurun
  10. Gelisah Menurun
  11. Kebisingan Menurun
  12. Keluhan sulit tidur Menurun
  13. Keluhan kedinginan Menurun
  14. Keluhan kepanasan Menurun
  15. Gatal Menurun
  16. Mual Menurun
  17. Lelah Menurun
  18. Merintih Menurun
  19. Menangis Menurun
  20. Iritabilitas Menurun
  21. Menyalahkan diri sendiri Menurun
  22. Konfusi Menurun
  23. Konsumsi Alkohol Menurun
  24. Penggunaan zat Menurun
  25. Memori masa lalu Membaik
  26. Pola elminasi Membaik
  27. Postur Tubuh Membaik
  28. Kewaspadaan Membaik
  29. Pola Hidup Membaik
  30. Pola Tidur Membaik

Intervensi Keperawatan SIKI


Manajemen Mual (I.03117)
Observasi:
  1. Identifikasi pengalaman mual
  2. Identifikasi isyarat non verbal ketidaknyamanan (misal bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat komunikasi secara efektif)
  3. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (misal Nafsu makan, aktivitas kinerja, tanggung jawab, peran, dan tidur)
  4. Identifikasi faktor penyebab mual (misal Pengobatan dan prosedur)
  5. Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
  6. Monitor mual (misal Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
  7. Monitor asupan nutrisi dan kalori
Terapeutik:
  1. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (misal bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak menyenangkan
  2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (miKecemasan, ketakutan, kelelahan
  3. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
  4. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna jika perlu
Edukasi :
  1. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
  2. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
  3. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
  4. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (misal Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi:
  1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

B. Manajemen Muntah (I.03118)
Observasi :
  1. Identifikasi Karakteristik muntah (misal Warna, konsistensi, adanya darah, waktu, frekuensi, dan durasi)
  2. Periksa Volume muntah
  3. Identifikasi riwayat diet (misal Makanan yang disuka, tidak disukai, dan budaya)
  4. Identifikasi faktor penyebab muntah (misal Pengobatan dan prosedur)
  5. Identifikasi faktor kerusakan esofagus dan faring posterior jika muntah terlalu lama
  6. Monitor efek manajemen muntah secara menyeluruh
  7. Monitor keseimbangan cairan dan eletrolit
Terapeutik:
  1. Kontrol faktor lingkungan penyebab muntah (misal Bau tak sedap, suara, dan stimulasi visual yang tidak menyenangkan
  2. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab muntah (misal Kecemasan, ketakutan)
  3. Atur posisi untuk mencegah aspirasi
  4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
  5. Bersihkan mulut dan hidung
  6. Berikan dukungan fisik saat muntah (misal Membantu membungkuk, atau menundukan kepala)
  7. Berikan kenyamanan selama muntah (misal Kompres dingin di dahi, atau sediakan pakaian kering, dan bersih)
  8. Berikan cairan yang tidak mengandung karbonasi minimal 30 menit setelah muntah
Edukasi :
  1. Anjurkan membawa kantong plastik untuk menampung muntah
  2. Anjurkan memperbanyak istirahat
  3. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengelola muntah (misal Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi:
  1. Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

C. Manajemen Efek Samping Obat (I.14505)
Observasi:
  1. Periksa tanda dan gejala terjadinya efek samping obat
  2. Identifikasi penyebab timbulnya efek samping obat (misal Usia tua, fungsi ginjal menurun, dosis tinggi, rute pemberian tidak tepat, waktu pemberian tidak tepat)
Terapeutik:
  1. Hentikan pemberian obat
  2. Laporkan efek samping obat sesuai dengan SPO
  3. Berikan pertolongan pertama untuk meminimalkan efek samping, sesuai kebutuhan
Edukasi :
  1. Jelaskan proses terjadinya efek samping obat
  2. Anjurkan mengentikan konsumsi obat
  3. Ajarkan meminimalkan efek samping obat
Kolaborasi:
  1. Konsultasikan pemberian medikasi untuk penanganan efek samping

D. Pemberian Obat Intravena (I.02065)
Observasi:
  1. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontraindikasi obat
  2. Verifikasi order obat sesuai dengan indikasi
  3. Periksa tanggal kadaluarsa obat
  4. Monitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum pemberian obat, jika perlu
  5. Monitor efek terapeutik obat
  6. Monitor efek samping, toksisitas, dan interaksi obat
Terapeutik:
  1. Lakukan prinsip enam benar (pasien, obat, dosis, waktu, rute, dokumentasi)
  2. Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV
  3. Campurkan obat kedalam kantung, botol, atau buret, sesuai kebutuhan
  4. Berikan obat IV dengan kecepatan yang tepat
  5. Tempelkan lebel keterangan nama obat dan dosis pada wadah cairan IV
  6. Gunakan mesin pompa untuk pemberian obat secara kontinu, jika perlu
  7. Edukasi :
  8. Jelaskan jenis obat, alasan pemberian, tindakan yang diharapkan, dan efek samping sebelum pemberian
  9. Jelaskan faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan efektifitas obat
  10. E. Manajemen Stres (I.09293)
  11. Observasi:
  12. Identifikasi tingkat stres
  13. Identifikasi stresor
Terapeutik:
  1. Lakukan reduksi ansietas (misal anjurkan napas dalam sebelum prosedur, berikan informasi tentang prosedur)
  2. Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
  3. Pahami reaksi marah terhadap stresor
  4. Bicarakan perasaan marah, sumber dan makna marah
  5. Berikan kesempatan untuk menenangkan diri
  6. Pastikan keselamatan pasien, anggota keluarga dan staf
  7. Berikan waktu istirahat dan tidur yan cukup untuk mengembalikan tingkat energi
  8. Gunakan metode untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan spiritual
  9. Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stres
  10. Hindari makanan yang mengandung kafein, garam dan lemak
Edukasi:
  1. Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian stres
  2. Anjurkan mengendalkan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan "tidak"
  3. Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan
  4. Anjurkan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan biologis dan emosional 30 menit tiga kali seminggu
  5. Anjurkan menggunakan teknik menurunkan stres yang sesuai untuk diterpkan di rumah sakit maupun pada situasi lainnya
  6. Ajarkan teknik menurunkan stres (misal latihan pernapasan, masase, relaksasi progresif, imajinasi terbimbing, biofeedback, terapi sentuhan, terapi muratal, terapi musik, terapi humor, terapi tertawa, meditasi)



Referensi :
  • Ackley,B.J.,Ladwig, G,B., & Makic,M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An  Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St, Louis: Elsevier
  • Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2014). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.
  • International Council of Nurses (ICN). (2015). International Classification Of Nursing Practice, Nursing Diagnosis and Outcomes Statement. Switzerland. International Council of Nurses
  • Newfield, S. A., Hinz, M. D., Scott-Tilley, D., Sridaromont, K. L., & Maramba, P. J. (2012). Cox's Clinical Application of Nursing Diagnosis. 6th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
  • Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). SDKI : Definisi dan Indikator Diagnosis. PPNI: Jakarta
  • Mayenne M. Q. P. Valente R.N., Escolástica R. F. Moura Ph.D., Marcos V. de Oliveira Lopes Ph.D., Ana K. de Castro Damasceno Ph.D., Danielle R. Evangelista R.N. Clinical Indicators of the Nursing Diagnosis of “Imbalanced Nutrition: More than Body Requirements” in Pregnant Women. Public Health Nursing 29(3):276-82.  https://doi.org/10.1111/j.1525-1446.2012.01010.x


Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Berat Badan Lebih Diagnosa dan intervensi SDKI SIKI SLKI Versi 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar