Laporan Pendahuluan Askep Keluarga Dengan Gangguan Tumbuh Kembang

2:26 PM

Laporan Pendahuluan Askep Keluarga Dengan Gangguan Tumbuh Kembang


Laporan Pendahuluan Askep Keluarga Dengan Gangguan Tumbuh Kembang

A. KONSEP KELUARGA

  1. DEFINISI
    Pengertian keluarga akan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada orientasi yang digunakan dan orang yang mendefinisikannya. Marilyn M. Friedman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Menurut UU No. 10 1992, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Definisi lain keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN 1999, cit Setyowati 2008).


  2. TIPE KELUARGA
    Secara tradisional keluarga dikelompokan menjadi dua, yaitu: (Suprajitno, 2004)
    1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
    2. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).
    3. Namun, dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, pengelompokan tipe keluarga selain kedua keluarga di atas berkembang menjadi: (Suprajitno, 2004)
    4. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
    5. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
    6. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
    7. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone). Kecendrungan di Indonesia juga meningkat dengan dalih tidak mau direpotkan dengan pasangan atau anaknya kelak jika menikah.
    8. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital heterosexual cohabiting family).
    9. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (guy and lesbian family).
    Sedangkan Menurut Nasrul Effendy (1998), tipe keluarga terdiri dari :
    1. Keluarga inti (Nuclear Family)
      Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak- anak.
    2. Keluarga besar (Extended Family)
      Adalah keluarga inti di tambah sanak saudara, misalnya ; nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
    3. Keluarga berantai (Serial Family)
      Adalah keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
    4. Keluarga duda atau janda (Single Family)
      Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
    5. Keluarga berkomposisi (Compocite)
      Adalah keluarga yang berpoligami yang hidup bersama.
    6. Keluarga kabitas (Cahabitation)
      Adalah keluarga yang terdiri dari dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.


  3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
    Menurut Anderson Carter , dikutip Nasrul Effendy (1998), dibagi menjadi 3 yaitu :
    1. Terorganisasi: Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
    2. Ada Keterbatasan: Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing -masing.
    3. Ada perbedaan dan kekhususan: Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing - masing.


  4. PERAN KELUARGA
    Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga menurut Nasrul Effendy (1998), adalah sebagai berikut :
    1. Peran ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah,pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
    2. Peran ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
    3. Peran anak: Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.


  5. FUNGSI KELUARGA
    Friedman (1998) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
    1. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
    2. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
    3. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
    4. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
    5. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan (the health care function). Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan (Setyowati, 2008).


  6. TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN
    Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi: (Suprajitno, 2004)
    1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
      Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/ keluarga.
    2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
      Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi. Dalam hal ini termasuk mengambil keputusan untuk mengobati sendiri.
    3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
      sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar. Tetapi keluarga mempunyai keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
    4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
    5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.



B. KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

  1. DEFINISI
    1. Tumbuh adalah proses bertambahnya ukuran/dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran sel dan jaringan interseluler.
    2. Kembang/perkembangan adalah proses pematangan/ maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensia serta perlakuan anak.
    3. Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah tertib dan teratur, proses yang dapat diprediksi dari embrio dan berlanjut sampai meninggal.
    4. Pertumbuhan adalah kuantitatif atau aspek yang dapat diukur dari ukuran individual, sedangkan perkembangan adalah kuantitatif atau aspek yang dapat diobservasi dari perubahan progresif pada individual. Kemampuan (progres) melalui fase tertentu dari pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh keturunan dan factor lingkungan.


  2. JENIS TUMBUH KEMBANG
    1. Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam bentuk besar dan fungsi organisme individu.
    2. Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik seperti berbicara,bermain,berhitung dan membaca.
    3. Tumbuh kembang social emosional bergantung kemampuan bayi untuk membentuk ikatan batin,berkasih saying,menangani kegelisahan akibat suatu frustasi dan mengelola rangsangan agresif.


  3. TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG MANUSIA
    1. Neonatus (lahir – 28 hari)
      Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan.

    2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)
      1. Bayi usia 1-3 bulan :
        • mengangkat kepala
        • mengikuti obyek dengan mata
        • melihat dengan tersenyum
        • bereaksi terhadap suara atau bunyi
        • mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
        • menahan barang yang dipegangnya
        • mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
      2. Bayi usia 3-6 bulan :
        • mengangkat kepala sampai 90°
        • mengangkat dada dengan bertopang tangan
        • belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
        • menaruh benda-benda di mulutnya,
        • berusaha memperluas lapang pandang
        • tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
        • mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
      3. Bayi 6-9 bulan :
        • duduk tanpa dibantu
        • tengkurap dan berbalik sendiri
        • merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
        • memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
        • memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
        • bergembira dengan melempar benda-benda
        • mengeluarkan kata-kata tanpa arti
        • mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain
        • mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan
      4. Bayi 9-12 bulan :
        • berdiri sendiri tanpa dibantu
        • berjalan dengan dituntun
        • menirukan suara
        • mengulang bunyi yang didengarnya
        • belajar menyatakan satu atau dua kata
        • mengerti perintah sederhana atau larangan
        • minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya
        • ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
        • berpartisipasi dalam permainan

    3. Todler (1-3 tahun)
      Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.
      1. Anak usia 12-18 bulan :
        • mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
        • menyusun 2 atau 3 kotak
        • dapat mengatakan 5-10 kata
        • memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing
      2. Anak usia 18-24 bulan :
        • mampu naik turun tangga
        • menyusun 6 kotak
        • menunjuk mata dan hidungnya
        • menyusun dua kata
        • belajar makan sendiri
        • menggambar garis di kertas atau pasir
        • mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil
        • menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar
        • memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka
      3. Anak usia 2-3 tahun :
        • anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki
        • membuat jembatan dengan 3 kotak
        • mampu menyusun kalimat
        • mempergunakan kata-kata saya
        • Bertanya
        • mengerti kata-kata yang ditujukan kepadany
        • menggambar lingkaran
        • bermain dengan anak lain
        • menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

    4. Pre sekolah (3-6 tahun)
      Dunia pre sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial. Pertumbuhan fisik lebih lambat.
      1. Anak usia 3-4 tahun:
        • berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga
        • berjalan pada jari kaki
        • belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri
        • menggambar garis silang
        • menggambar orang (hanya kepala dan badan)
        • mengenal 2 atau 3 warna
        • bicara dengan baik
        • bertanya bagaimana anak dilahirkan
        • mendengarkan cerita-cerita
        • bermain dengan anak lain
        • menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya
        • dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
      2. Anak usia 4-5 tahun :
        • mampu melompat dan menari
        • menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan
        • dapat menghitung jari-jarinya
        • mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
        • minat kepada kata baru dan artinya
        • memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya
        • membedakan besar dan kecil
        • menaruh minat kepada aktivitas orang dewasa.
      3. Anak usia 6 tahun:
        • ketangkasan meningkat
        • melompat tali
        • bermain sepeda
        • menguraikan objek-objek dengan gambar
        • mengetahui kanan dan kiri
        • memperlihatkan tempertantrum
        • mungkin menentang dan tidak sopan

    5. Usia sekolah (6-12 tahun)
      Kelompok teman sebaya mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak meningkatkan kemampuan komunikasi.
      1. Anak usia 6-7 tahun :
        • membaca seperti mesin
        • mengulangi tiga angka mengurut ke belakang
        • membaca waktu untuk seperempat jam
        • anak wanita bermain dengan wanita
        • anak laki-laki bermain dengan laki-laki
        • cemas terhadap kegagalan
        • kadang malu atau sedih
        • peningkatan minat pada bidang spiritual
      2. Anak usia 8-9 tahun:
        • kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
        • menggunakan alat-alat seperti palu
        • peralatan rumah tangga
        • ketrampilan lebih individual
        • ingin terlibat dalam segala sesuatu
        • menyukai kelompok dan mode
        • mencari teman secara aktif
      3. Anak usia 10-12 tahun:
        • pertambahan tinggi badan lambat
        • pertambahan berat badan cepat
        • perubahan tubuh yang berhubungan dengan pubertas mungkin tampakmampu melakukan aktivitas seperti mencuci dan menjemur pakaian sendiri
        • memasak, menggergaji, mengecat
        • menggambar, senang menulis surat atau catatan tertentu
        • membaca untuk kesenangan atau tujuan tertentu
        • teman sebaya dan orang tua penting
        • mulai tertarik dengan lawan jenis
        • sangat tertarik pada bacaan, ilmu pengetahuan

    6. Remaja (12-18/20 tahun)
      1. Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi
      2. Mencoba nilai-nilai yang berlaku
      3. Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan
      4. Stres meningkat terutama saat terjadi konflik
      5. Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk
      6. Berbicara lama di telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat
      7. menyesuaikan diri dengan standar kelompok
      8. anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak wanita suka bicara tentang pakaian, make-up
      9. hubungan anak-orang tua mencapai titik terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua
      10. takut ditolak oleh teman sebaya
      11. Pada akhir masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol, membentuk hubungan yang menetap.

    7. Dewasa muda (20-40 tahun)
      1. Gaya hidup personal berkembang.
      2. Membina hubungan dengan orang lain
      3. ada komitmen dan kompetensi
      4. membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua
      5. Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat
      6. pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.

    8. Dewasa menengah (40-65 tahun)
      1. Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan rumah
      2. anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
      3. dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
      4. waktu untuk bersama lebih banyak
      5. Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi (dangerous age).

    9. Dewasa tua
      1. Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.
      2. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap orang lain.
      3. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.


  4. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
    1. Faktor Genetik
    2. Faktor herediter konstitusional
    3. Faktor lingkungan
      Lingkungan  ini meliputi aspek fisikobiopsikososial yang dapat berupa :
      1. Orang tua : hidup rukun dan harmonis,persiaan jasmani,mental,social yang matang pada saat membina keluarga,mempunyai tingkat ekonomo/kesejahteraan yang cukup,cukup waktu untuk memperhatikan,membimbing dan mendidik anak
      2. Pelayanan KIA dan KB yang cukup untuk perlindungan kesehatan Ibu dan Anak dengan jaringan dan fasilitas yang memadai dalam tenaga,peralatan,anggaran dan mencakup seluruh populasi.
      3. Di daerah perkotaan m,aupun pedesaan diciptakan keadaan yang cukup baik dalam segi-segi : kesehatan,geografis,demografis,social ekonomi.
      4. Pendidikan di rumah,sekolah, diluar sekolah dan rumah untuk pembinaan perkembangan    emosi, social, moral, etika,  tanggung jawab,pengetahuan, ketrampilan dan kepribadian.


  5. MASALAH YANG SERING TERJADI PADA TAHAP TUMBUH KEMBANG
    1. Masalah pada anak-anak dari sejak lahir sampai usia 5 tahun.
      • Sindroma Down
      • Kerdil
      • Autis
      • Gangguan perkembangan bicara
    2. Masalah utama anak usia sekolah dan remaja
      • Penyesuaian diri di sekolah
      • Bentuk tulang belakang yang abnormal
      • Penyalahgunaan obat/substansi
    3. Masalah pada usia pertengahan orang dewasa
      • Diabetes
      • Cacat fisik tubuh
      • Osteoporosis
    4. Masalah utama pada manula
      • Kerusakan penglihatan
      • Kerusakan pendengaran


  6. TUGAS KELUARGA SESUAI DENGAN TUMBUH KEMBANG
    1. Keluarga pemula
      • membangun perkawinan yang saling memuaskan
      • menghububgkan jaringan persaudaraan secara harminis
      • keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua
    2. Keluarga sedang mengasuh anak
      • Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.
      • Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
      • Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
      • Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek nenek
    3. Keluarga dengan anak usia prasekolah
      • Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
      • Mensosialisasikan anak
      • Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
      • Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
    4. Keluarga dengan anak usia sekolah
      • Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prastasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
      • Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
      • Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
    5. Keluarga dengan anak remaja
      • Mengembangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
      • Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
      • Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
    6. Keluarga melepaskan anak dewasa muda
      • Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru didapatkan melalui perkawinan anak-anak
      • Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
      • Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
    7. Orangtua usia pertengahan
      • Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
      • Mempertahankan hubungan – hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak
      • Memperkokoh hubungan perkawinan
    8. Keluarga lansia
      • Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
      • Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
      • Mempertahankan hubungan perkawinan
      • Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
      • Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
      • Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan integrasi hidup)


  7. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG
    Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan pencatatan yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara teratur dan pengawasan terutama anak balita.
    1. Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS).
    2. Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development Screening Test).
    3. Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
    4. Anamnesis
    5. Skrining gangguan perkembangan anak
    6. Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
    7. Evaluasi bicara dan bahasa anak
    8. Pemeriksaan fisik


  8. TEORI PERKEMBANGAN MENURUT SIGMUND FREUD
    1. Fase Oral  : 0 – 1 tahun
      • Keuntungan :
        Kepuasaan/kebahagian terletak pada mulut
        Mengisap,menelan,memainkan bibir,makan,kenyang dan tidur.
      • Kerugian :
        Menggigit,mengeluarkan air liur,marah,menangis jika tidak terpenuhi.
    2. Fase Anal  : 1 – 3 tahun
      • Keuntungan :
        Belajar mengontrol pengeluran BAB dan BAK,senang melakukan sendiri
      • Kerugian :
        Jika tidak dapat melakukan dengan baik.
    3. Fase Phalic : 3 – 6 tahun
      • Dekat dengan orang tua lawan jenis
      • Bersaing dengan orang tua sejenis
    4. Fase latent : 6 – 12 tahun
      • Orientasi social keluar rumah
      • Pertumbuhan intelektual dan social
      • Banyak teman dan punya group
      • Impuls agresivitas lebih terkontrol
    5. Fase genital
      • Pemustan seksual pada genital
      • Penentuan identitas
      • Belajar tidak tergantung pada orang tua
      • Bertanggung jawab pada diri sendiri
      • Intim dengan lawan jenis.
      • Keuntungan : bergroup
      • Kerugian : konflik diri,ambivalen.


C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN GANGGUAN TUBUH KEMBANG

  1. PENGKAJIAN
    1. Data Umum.
      1. Nama kepala keluarga
      2. umur
      3. alamat dan telepon
      4. Pekerjaan kepala keluarga
      5. Pendidikan kepala keluarga
      6. Komposisi keluarga dan genogram :
        1. Nama / inisial
        2. Jenis Kelamin
        3. Tanggal lahir/umur
        4. Hubungan dengan kepala keluarga
        5. Pendidikan 
        6. Pekerjaan
      7. Tipe keluarga
      8. Latar belakang budaya
      9. Identifikasi religious
      10. Status ekonomi
      11. Aktifitas rekreasi/waktu luang
    2. Pengkajian Lingkungan
      1. Karakteristik rumah
      2. Mobilitas geografis keluarga
      3. Hubungan keluarga dengan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada
      4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
      5. Sistem pendukung keluarga.
    3. Struktur keluarga.
      1. Pola komunikasi keluarga.
      2. Struktur Kekuatan keluarga.
      3. Struktur Peran.
    4. Fungsi keluarga
      1. Fungsi Afektif.
      2. Fungsi Sosialisasi.
      3. Fungsi ekonumi.
    5. Stres dan koping keluarga.
      1. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
      2. Strategi koping yang diigunakan.
    6. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.
      1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
      2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuaii dengan tahap perkembangan saat ini.
      3. Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini.
      4. Riwayat keluarga sebelumnya.
    Fokus Pengkajian:
    1. Review kembali catatan medik masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan pada perkembangan anak
    2. Kaji pengetahuan keluarga akan penyakit/masalah yag berkaitan dengan gangguan tumbang anak
    3. Tentukan perkembangan anak sesuai umurnya (dengan DDST)
    4. Kaji kemampuan fungsional anak yang meliputi kemampuannya dalam makan,mandi,berpakaian,berjalan,memecahkan masalah dan berkomunikasi.
    5. Kaji persepsi orang tua kan tingkat perkembangan anak dan pengharapan mereka terhadap anaknya.
    6. Kaji tentang hubungan orang tua denagan anak
    7. Kaji sumber-sumber yang mendukung seperti tingkat perekonomian keluarga dll yang dapat mendukung perkembangan anak.


  2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
    1. Gangguan tumbuh kembang b.d. Ketidakmampuan keluarga memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
    2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
    3. Isolasi social b.d Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kesehatan, Ketidakmampuan keluarga memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
    4. Resiko cedera b.d Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
    5. Cemas pada keluarga berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kesehatan
    6. Kurang pengetahuan b/d Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Note : Untuk melihat Intervensi Keperawatan silahkan untuk mengklik pada halaman berikutnya tentang Askep Pada Keluarga dengan Gaungguan Tumbuh Kebmbang part 2 dibawah ini

Sumber : Perawat Kita Satu


Demikianlah artikel kami ini dari perawatkitasatu.com yang berjudul Laporan Pendahuluan Askep Keluarga Dengan Gangguan Tumbuh Kembang. Semoga apa yang telah kami sajikan serta berikan diatas tersebut dapat bermanfaat bagi teman-teman semuanya.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Laporan Pendahuluan Askep Keluarga Dengan Gangguan Tumbuh Kembang, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar