Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML) Part 2

9:55 AM

Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML) Part 2


Berikut ini adalah sambungan dari Part ke 1 yang membahas mengenai Acute Myelogenous Leukemia (AML), dibagian part ke 2 ini kita akan membahas Intervensi Keperawatannya, Selamat belajar teman-teman

Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML) Part 2
Asuhan Keperawatan Acute Myelogenous Leukemia

Diagnosa Keperawatan

Berikut ini adalah diagnosa yang mungkin muncul pada pasiend engan kasus Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML)
  1. Aktual/resiko tinggi terhadap infeksi b/d perubahan maturitas sel darah putih, peningkatan jumlah meiloid immatur, dan imunosupresi.
  2. Nyeri akut b/d infiltrasi pada hepar (hepatomegali) dan  tulang.
  3. Gangguan nutrisi b/d hepatomegali.
  4. Resiko injuri b/d gangguan SSP.
  5. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energi, peningkatran laju metabolik akibat produksi leukosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.
  6. Gangguan pola napas b/d dispnea dan letargi.
  7. Koping individu tidak efekti berhubungan dengan prognosis penyakit, gambaran diri yang salah dan perubahan peran.
  8. Resiko tinggi devisit cairan b.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam
  9. Kecemasan individu dan kel;uarga yang berhubungan dengan prognosis penyakit.
  10. Kurangnya pengetahuan  tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.


Intervensi Keperawatan

Dibawah ini adalah intervensi keperawatan pada pasien Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML)

1. Aktual/resiko tinggi terhadap infeksi b/d perubahan maturitas sel darah putih, peningkatan jumlah meiloid immatur, dan imunosupresi.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
  • klien dan keluarga mampu mengidentifikasi faktor resiko yang dapat di kurangi dan mampu menyebutkan tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji dan catat faktor yang meningkatkan faktor infeksi.

Menjadi data dasar dan meminimalkan resiko.


Lakukan tindakan untuk mencegah pemajanan pada sumber yang beresiko.
  • Pertahanan isolasi protektif sesuai kebijakan institusional.
  • Pertahankan tekhnik mencuci tangan. 
  • Beri hiegene yang baik
  • Batasi pengunjung.
  • Gunakan protokol rawat mulut.


Kewaspadaan meminimalkan pemajanan klien terhadap bakteri, virus, dan patogen jamur, baik endogen maupun eksogen.








Laporkan bila ada perubahan tanda vital.



Perubahan tanda – tanda vital merupakan tanda dini terjadinya sepsis, terutama bila terjadi peningkatan suhu tubuh.

Jelasakan alasan kewaspadaan dan pantangan.


Pengertian klien dapat memperbaiki kepatuhan dan mengurangi faktor resiko.

Yakinkan kliendan keluarganya bahwa peningkatan kerentanan pada infeksi hanya sementara.


Granulositopenia dapat menetap 6-12 minggu. Pengertian tentang sifat sementara granulositopenia dapat membantu mencegah kecemasan klien dan keluarganya.

Meminimalkan prosedur invasif.


Prosedur tertentu dapat menyebabkan trauma jaringan, meningkatkan krentanan infeksi.

Dapatkan kultur sputum, urine, diare, darah, dan sekresi tubuh abnormal sesuai anjuran.

Kultur dapat mmnginformasikan infeksi dan mengidentifikasi organisme penyebab.


2. Nyeri akut b/d infiltrasi pada hepar (hepatomegali) dan  tulang.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka nyeri berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
  • Nyeri hilang
  • Skala nyeri 0 dari (0-5)
  • Klien tampak tenang
  • Secara subyektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri, secera obyektif didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, dan tidak terjadi penurunan perfusi periferi.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, serta lama dan penyebarannya.

Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.

Lakukan manajemen nyeri keperawtan:
  • Atur posisi fisiologis.

  • Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan O2 ke jaringan yang mengalami nyeri sekunder dari iskemia.
  • Istirahatkan klien.
  • Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2 jaringan perifer sehingga akan menurunkan demand oksigen jaringan.
  • Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung



  • Lingkungan tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan.
  • Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam.



  • Meningkatkan asupan O2 sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari iskemia jaringan.
  • Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.






  • Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan stimulus internal dengan mekanisme peningkatan produksi endorfin dan enkefalin yang dapat memblok reseptor nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks serebri sehingga menurunkan persepsi nyeri.
  • Lakukan manajemen sentuhan






  • Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan dengan otomatis membantu suplai darah dan oksigen ke area nyeri dan menurunkan sensasi nyeri.
Kolaborasi pembarian terapi:
  • Analgetik





  • Digunakan untuk mengurangi nyeri sehubungan dengan hematoma otot yang besar dan perdarahan sendi analgetika oral non-opioid diberikan untuk menghindari ketergantungan terhadap narkotika pada nyeri kronis.
  • Kemoterapi





  • Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi vincristine, prednisone, daunorubicin, dan asparaginase untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, methotrexate, vincristine, dan perdnisone untuk pemeliharaan.
  • Radiasi



  • Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah kekambuhan pada  sistem saraf pusat.

3. Gangguan nutrisi b/d hepatomegali.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka nutrisi pasien kembali adekuat dan BB kembali normal
Kriteria Hasil :
  • Pasien menghabiskan porsi makannya
  • tidak mengalami tanda malnutrisi
  • menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. 
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

Mengidentifikasi deffisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

Observasi dan catat masukan makanan pasien.


Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

Timbang berat badan tiap hari.


Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.

Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering dan atau makanan di antara waktu makan.


Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus, dan gejala lain yang berhubungan.

Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

Kolaborasi:
  • Konsul pada ahli gizi.

  • Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.
  • Berikan diet halus, rendah serat, menghindari makanan panas, pedas, atau terlalu asam sesuai indikasi.


  • Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi pasien.


4. Resiko injuri b/d gangguan SSP.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka injuri tidak terjadi dan diminimalisir
Kriteria Hasil :
  • Tidak ditemukan luka
  • Tidak tampak adanya bekas benturan
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis

karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia

Cegah ulserasi oral dan rectal

karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah

Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi

untuk mencegah perdarahan


Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut

untuk mencegah perdarahan

Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)

untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan

Hindari obat-obat yang mengandung aspirin

karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit

Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung

untuk mencegah perdarahan



5. Intolerasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energi, peningkatran laju metabolik akibat produksi leukosit yang berlebihan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka terjadi peningkatan toleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
  • Peningkatan toleransi aktivitas
  • Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat kemampuan
  • TTV normal
  • klien menunjukkan kemampuan berasktivirtas tanpa gejala-gejala berat, terutama mobilisasi di tempat tidur. 
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Catat frekuensi dan irama jantung, serta perubahan tekanan darah selama dan sesudah aktivitas.

Respon klien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardium.


Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.

Menurunkan kerja miokardium atau konsumsi oksigen.

Anjurkan klien untuk menghindari peningkatan tekanan abdomen, misalnya memngejan saat defekasi.

Dengan mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung dan takikardi swrta peningkatan TD.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan.

Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan.


Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.

Untuk mengurangi beban jantung.


Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis.

Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu aliran vena  balik.

Evaluasi tanda vital saat kemajuan aktivitas terjadi.

Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas.

Berikan waktui istirahat di antara waktu aktivitas.

Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa kerja jantung.

Selama aktivitas kaji EKG, dispnea, sianosis, kerja dan frekuensi napas serta keluhan subyektif.

Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.


6. Gangguan pola napas b/d dispnea dan letargi.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka pola nafas kembali normal
Kriteria Hasil :
  • menunjukkan pola pernapasan normal atau efektif dan bebas dari letargi.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Auskultasi bunyi napas


Bunyi napas dapat menurun atau tak ada pada lobus, segmen paru, atau seluruh area paru.

Evaluasi fungsi pernapasan, catat kecepatan/ pernapasan serak, dispnea, dan perubahan tanda vital.

Distres pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagi akibat stres fisiologi dan nyeri.

Awasi kesesuaian pola pernapasan bila menggunakan ventilasi mekanik. Catat perubahan tekanan udara.

Kesulitan bernapas dengan ventilator dan/ atau peningkatan tekanan jalan napas.


Pertahankan posisi nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.

Meningkatkan inspirasi maksimal, memungkinkan ventilasi normal.


7. Koping individu tidak efekti berhubungan dengan prognosis penyakit, gambaran diri yang salah dan perubahan peran.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka koping individu kembali efektif dan kembali positif
Kriteria Hasil :
  • Klien kooperartif pada setiap intervensi keperawatan
  • Mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi
  • Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi
  • Mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan derajat ketidakmampuan.

Menentukan bantuan individu dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.

Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada klien.

Beberapa klien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sedangkan yang lain mempunyai kesulitan membandingkan mengenal dan mengatur kekurangan.

Catat ketika klien menyatakan pengaruh seperti sekarat atau mengingkari atau menyatakan inilah kematian.

Dukung penolakan terhadap bagian tubuh atau perasaan negative terhadap gambaran tubuh juga kemampuan yang menunjukkan kebutuhan dan intervensi dan dukungan emosional.


8. Resiko tinggi defisit cairan b.d kurang intake cairan, muntah, perdarahan, diare, demam

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka
Kriteria Hasil :
  • Volume cairan adekuat
  • Mukosa lembab
  • Tanda vital stabil : TD 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 20 x/mnt
  • Nadi teraba
  • Haluaran urin 30 ml/jam
  • Kapileri refill < 2 detik
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Monitor intake dan out-put




Penurunan volune cairan dapat menjadi prekusor kerusakan RBC sehingga dapat menimbulkan kerusakan tubulus ginjal dan terbentuknya batu ginjal.

Tim bang berat badan setiap hari

Untuk melakukan analisis tentang fungsi ginjal.

Monitor Tensi dan frekwensi jantung.

Perubahan dapat menjadi indikasi hipovolemia.

Evaluasi turgor kulit, capiler refill, dan kondisi mukosa.

Sebagai indicator status dehidrasi


Perhatikan mukosa dari ptechie, ecchymosis, perdarahan gusi.


Penekanan bone narrow dan produksi platelet yang rendah beresiko menimbulkan perdarahan yang tak terkontrol.

Lakukan tindakan yang lembut untuk mencegah perlukaan seperti menggunakan sikat gigi yang lembut, kapas swab, lakukan tepid sponge, gunakan alat cukur elektrik.

Jaringan yang lemah, dan mekanisme pembekuan yang abnormal sering menjadi penyebab perdarahan tak terkontrol.


Kolaborasi:
  • Lakukan pemasangan IV line

  • Untuk mempertahankan kebutuhan cairan tubuh 
  • Monitor laboratorium Platelet, Hb/Ct, cloting.
  • Jika platelet count < 20000/mm. Penurunan Hb/Hct dapat menimbulkan perdarahan
  • Pemberian anti muntah
  • Mencegah hilangnya cairan melalui muntahan. 
  • Pemberian Alluporinol

  • Mencegah timbulnya nefropati


9. Kecemasan individu dan kel;uarga yang berhubungan dengan prognosis penyakit.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka kecemasan pasien berkurang atau teratasi
Kriteria Hasil :
  • Klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan.
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, damping klien, dan lakukan tindakan bila menunjukkan perilaku merusak.

Reaksi verbal/non verbal dapt menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.


Hindari konfrontasi.



Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerjasama dan mungkin memperlambat penyembuhan.

Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Mengurangi rangsangan eksternal yang tidak perlu.



10. Kurangnya pengetahuan  tentang perjalanan penyakit, prognosis dan pengobatan b.d kurangnya informasi, atau misinterprestasi.

Tujuan :
  • Setelah diberikan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, maka pasien dapat memahami porses penyembuhan penyakitnya
Kriteria Hasil :
  • Pasien mengatakan ia mengerti tentan penyakitnya
  • Pasine mengatakan paham tentang pengobatannya dan pencegahan komplikasinya
  • Pasine memahami proses perawatan dirinya
Intervensi :

Intervensi Keperawatan Rasional
Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya dan penyembuhan dirinya

menilai pengetahuai pasien dan dapat menentukan intervensi yang tepat selanjutnya

Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien baik menggunakan alat seperti leaflet ataupun lainnya

Penjelasan tentang penyakit dengan menggunakan alat peraga akan memabtu pasien memahami proses penyakit dirinya

Jelaskan program pengobatan dan tindakan yang telah dilakukan ataupun akan dilakukan kepada pasien

Penjelasan mengenai program pengobatan serta tindakan yang dilakukan terhadap pasien akan membatu pasien mehamai apa yang harus ia lakukan

Jelaskan kepada pasien pemberian asuhan keperawatan dan tujuan yang dilakukan

Menjelaskan tentang askep kepada pasien dapat meningkatkan kerjasama pasien dan perawat dalam proses penyembuahn dirinya

Berikan penjelasan tentang patologi leukemia, tindakan serta prognosisnya kepada keluarga

Menyiapkan mental untuk tindakan menghadapi kasus yang diderita anaknya.



Sumber : Perawat Kita Satu


Demikianlah artikel singkat kami ini dengan judul Acute Myelogenous Leukemia (AML) Part 2, semoga apa yang telah kami sajikan ini dapat bermanfaat, dan terus belajar dan membuat makalah keperawatan di website kita ini perawat kita satu.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Askep Pasien Acute Myelogenous Leukemia (AML) Part 2, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar