Strategi Pelaksanaan (SP) Isolasi Sosial Pasien dan Keluarga Lengkap
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. |
Penjelasan SP Isolasi Sosial
Respons perilaku individu terhadap stressor bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing. Salah satu respons perilaku yang muncul adalah isolasi sosial yang merupakan salah satu gejala negatif pasien dengan psikotik.
konten ini berisi panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan gejala isolasi sosial. Selamat mempelajari modul ini.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial
Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga.
konten ini berisi panduan dalam merawat pasien dan keluarga pasien dengan masalah keperawatan isolasi sosial, dengan menggunakan pendekatan baik secara individual maupun kelompok. Saudara dapat mempelajari isi modul ini, mengerjakan latihan sesuai dengan panduan yang diberikan, sehingga Saudara siap menangani pasien dan keluarga pasien gangguan jiwa dengan gejala isolasi sosial. Selamat mempelajari modul ini.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini diharapkan Saudara mampu:
1. Melakukan pengkajian pada pasien isolasi sosial
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pasien isolasi sosial
3. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan isolasi sosial
4. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien isolasi sosial
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan isolasi sosial
Pengkajian
Isolasi sosial adalah keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Untuk mengkaji pasien isolasi sosial Saudara dapat menggunakan wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan dengan wawancara, adalah:
• Pasien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
• Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
• Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
• Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
• Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
• Pasien merasa tidak berguna
• Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:
• Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
• Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
• Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
• Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
• Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
• Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
• Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
• Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
• Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain
• Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
• Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
• Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
• Pasien merasa tidak berguna
• Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat Saudara tanyakan pada waktu wawancara untuk mendapatkan data subyektif:
• Bagaimana pendapat pasien terhadap orang-orang di sekitarnya (keluarga atau tetangga)?
• Apakah pasien mempunyai teman dekat? Bila punya siapa teman dekat itu?
• Apa yang membuat pasien tidak memiliki orang yang terdekat dengannya?
• Apa yang pasien inginkan dari orang-orang di sekitarnya?
• Apakah ada perasaan tidak aman yang dialami oleh pasien?
• Apa yang menghambat hubungan yang harmonis antara pasien dengan orang sekitarnya?
• Apakah pasien merasakan bahwa waktu begitu lama berlalu?
• Apakah pernah ada perasaan ragu untuk bisa melanjutkan kehidupan?
Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat diobservasi:
• Tidak memiliki teman dekat
• Menarik diri
• Tidak komunikatif
• Tindakan berulang dan tidak bermakna
• Asyik dengan pikirannya sendiri
• Tak ada kontak mata
• Tampak sedih, afek tumpul
Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien.
a. Tujuan: Setelah tindakan keperawatan, pasien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menyadari penyebab isolasi sosial
3) Berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan
1) Membina Hubungan Saling Percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling percaya, adalah:
- Mengucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien
- Berkenalan dengan pasien: perkenalkan nama dan nama panggilan yang Saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan pasien
- Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
- Buat kontrak asuhan: apa yang Saudara akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya di mana
- Jelaskan bahwa Saudara akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
- Setiap saat tunjukkan sikap empati terhadap pasien
- Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-kadang perlu waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering, karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu Saudara sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien. Selalu penuhi janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Pendekatan yang konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan Saudara program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial
Langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan ini adalah sebagai berikut :
- Menanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi dengan orang lain
- Menanyakan apa yang menyebabkan pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang lain
3) Membantu pasien mengenal keuntungan berhubungan dengan orang lain
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
Dilakukan dengan cara mendiskusikan keuntungan bila pasien memiliki banyak teman dan bergaul akrab dengan mereka
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan
Dilakukan dengan cara:
Dilakukan dengan cara:
- Mendiskusikan kerugian bila pasien hanya mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang lain
- Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien
5). Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut:
Saudara tidak mungkin secara drastis mengubah kebiasaan pasien dalam berinteraksi dengan orang lain, karena kebiasaan tersebut telah terbentuk dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu Saudara dapat melatih pasien berinteraksi secara bertahap. Mungkin pasien hanya akan akrab dengan Saudara pada awalnya, tetapi setelah itu Saudara harus membiasakan pasien untuk bisa berinteraksi secara bertahap dengan orang-orang di sekitarnya.
Secara rinci tahapan melatih pasien berinteraksi dapat Saudara lakukan sebagai berikut:
- Beri kesempatan pasien mempraktekkan cara berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Saudara
- Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien, perawat atau keluarga)
- Bila pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
- Beri pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah dilakukan oleh pasien.
- Siap mendengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan atau kegagalannya. Beri dorongan terus menerus agar pasien tetap semangat meningkatkan interaksinya.
SP 1 Pasien: Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntunganberhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain,dan mengajarkan pasien berkenalan
Orientasi
(Perkenalan):
“Assalammu’alaikum ”
“Saya H ……….., Saya senang
dipanggil Ibu Her …………, Saya perawat di Ruang Mawar ini… yang akan merawat
Ibu.”
“Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?”
“Apa keluhan S hari ini?”
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman S? Mau
dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa lama, S?
Bagaimana kalau 15 menit”
Kerja:
(Jika pasien baru)
”Siapa
saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?”
(Jika
pasien sudah lama dirawat)
”Apa yang S rasakan selama S
dirawat disini? O.. S merasa sendirian? Siapa saja yang S kenal di ruangan ini”
“Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan
teman yang S kenal?”
“Apa yang menghambat S dalam berteman atau
bercakap-cakap dengan pasien yang
lain?”
”Menurut S apa saja
keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugiannya tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ?
(sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya. Kalau begitu inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ?« Bagus.
Bagaimana kalau
sekarang kita belajar berkenalan dengan
orang lain”
“Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang
lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama panggilan yang kita suka asal kita
dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal saya dari Bireun, hobi
memasak”
“Selanjutnya S menanyakan nama
orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini:
Nama Bapak siapa? Senang
dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?”
“Ayo S dicoba! Misalnya saya
belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!”
“Ya bagus sekali! Coba sekali
lagi. Bagus sekali”
“Setelah S berkenalan dengan
orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan
S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan
dan sebagainya.”
Terminasi:
”Bagaimana perasaan S setelah kita
latihan berkenalan?”
”S tadi sudah mempraktekkan cara
berkenalan dengan baik sekali”
”Selanjutnya S dapat
mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga S
lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain.
S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam berapa mencobanya. Mari kita
masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.”
”Besok pagi jam 10 saya akan
datang kesini untuk mengajak S
berkenalan dengan teman saya, perawat N. Bagaimana, S mau kan?”
”Baiklah, sampai jumpa.
Assalamu’alaiku
SP 2 Pasien : Mengajarkan
pasien berinteraksi secara bertahap (berkenalan dengan orang pertama seorang perawat)
Orientasi :
“Assalammualaikum S! ”
“Bagaimana perasaan S hari ini?
« Sudah dingat-ingat lagi pelajaran kita tetang
berkenalan »Coba sebutkan lagi sambil bersalaman dengan
Suster ! »
« Bagus sekali, S masih ingat. Nah seperti janji saya, saya
akan mengajak S mencoba berkenalan
dengan teman saya perawat N. Tidak lama kok, sekitar 10 menit »
« Ayo kita temui perawat N disana »
Kerja :
( Bersama-sama S saudara mendekati perawat N)
« Selamat
pagi perawat N, ini ingin berkenalan
dengan N »
« Baiklah
S, S bisa berkenalan dengan perawat N seperti yang kita praktekkan
kemarin «
(pasien mendemontrasikan
cara berkenalan dengan perawat N : memberi salam, menyebutkan nama,
menanyakan nama perawat, dan seterusnya)
« Ada
lagi yang S ingin tanyakan kepada perawat N . coba tanyakan tentang
keluarga perawat N »
« Kalau
tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S
bisa buat janji bertemu lagi dengan perawat N, misalnya jam 1 siang nanti »
« Baiklah
perawat N, karena S sudah selesai berkenalan, saya dan S akan kembali ke ruangan S. Selamat
pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan
perawat N untuk melakukan terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana perasaan S setelah berkenalan
dengan perawat N”
”S tampak bagus sekali saat berkenalan tadi”
”Pertahankan terus apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa
untuk menanyakan topik lain supaya perkenalan berjalan lancar. Misalnya
menanyakan keluarga, hobi, dan sebagainya. Bagaimana, mau coba dengan perawat
lain. Mari kita masukkan pada jadwalnya. Mau berapa kali sehari? Bagaimana
kalau 2 kali. Baik nanti S coba sendiri. Besok kita latihan lagi ya, mau jam
berapa? Jam 10? Sampai besok.”
SP 3 Pasien : Melatih Pasien Berinteraksi Secara Bertahap (berkenalan dengan orang kedua-seorang pasien)
Orientasi:
“Assalammu’alaikum S! Bagaimana perasaan hari ini?
”Apakah S bercakap-cakap dengan perawat N kemarin
siang”
(jika jawaban pasien: ya, saudara bisa lanjutkan
komunikasi berikutnya orang lain
”Bagaimana
perasaan S setelah bercakap-cakap dengan perawat N kemarin siang”
”Bagus sekali S menjadi senang karena punya teman
lagi”
”Kalau begitu S ingin punya banyak teman lagi?”
”Bagaimana kalau sekarang kita berkenalan lagi
dengan orang lain, yaitu pasien O”
”seperti biasa kira-kira 10 menit”
”Mari kita temui dia di ruang makan”
Kerja:
( Bersama-sama S saudara mendekati pasien )
« Selamat pagi , ini ada
pasien saya yang ingin berkenalan. »
« Baiklah S, S sekarang
bisa berkenalan dengannya seperti yang telah S lakukan sebelumnya. »
(pasien mendemontrasikan cara
berkenalan: memberi salam, menyebutkan nama, nama panggilan, asal dan hobi dan
menanyakan hal yang sama). »
« Ada lagi yang S ingin
tanyakan kepada O»
« Kalau tidak ada lagi
yang ingin dibicarakan, S bisa sudahi perkenalan ini. Lalu S bisa buat janji
bertemu lagi, misalnya bertemu lagi jam 4 sore nanti »
(S membuat janji untuk bertemu kembali dengan O)
« Baiklah O, karena S
sudah selesai berkenalan, saya dan S
akan kembali ke ruangan S. Selamat pagi »
(Bersama-sama pasien saudara meninggalkan perawat O untuk melakukan
terminasi dengan S di tempat lain)
Terminasi:
“Bagaimana
perasaan S setelah berkenalan dengan O”
”Dibandingkan kemarin pagi, N tampak lebih baik
saat berkenalan dengan O” ”pertahankan
apa yang sudah S lakukan tadi. Jangan lupa untuk bertemu kembali dengan O jam 4 sore nanti”
”Selanjutnya, bagaimana jika kegiatan berkenalan dan bercakap-cakap dengan orang
lain kita tambahkan lagi di jadwal harian. Jadi satu hari S dapat
berbincang-bincang dengan orang lain sebanyak tiga kali, jam 10 pagi, jam 1
siang dan jam 8 malam, S bisa bertemu dengan N, dan tambah dengan pasien yang
baru dikenal. Selanjutnya S bisa berkenalan dengan orang lain lagi secara
bertahap. Bagaimana S, setuju kan?”
”Baiklah, besok kita ketemu lagi untuk
membicarakan pengalaman S. Pada jam yang sama dan tempat yang sama ya. Sampai besok..
Assalamu’alaikum”
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan:
Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
b. Tindakan:
a. Tujuan:
Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat pasien isolasi sosial
b. Tindakan:
1. Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
2. Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi pasien untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
3. Tahapan melatih keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:
1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan tentang:
• Masalah isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
• Penyebab isolasi sosial.
Cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
4) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
5) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP
1 Keluarga : Memberikan penyuluhan
kepada keluarga tentang masalah isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan
cara merawat pasien dengan isolasi sosial
Peragakan kepada
pasangan saudara komunikasi dibawah ini
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak”
”Perkenalkan saya
perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa?
Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana perasaan
Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau kita
berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya”
”Kita diskusi di sini saja ya? Berapa lama
Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah
jam?”
Kerja:
”Apa masalah yang
Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang dialami
oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala penyakit yang
juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya antara
lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun berbicara
hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah ini
muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti
sering ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah
isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang
bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau melihat bayangan
yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian Bapak dan
anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi S. Dan untuk merawat S,
keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga harus membina hubungan
saling percaya dengan S yang caranya
adalah bersikap peduli dengan S dan
jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan
kepada S untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Berilah
pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi pasien.”
« Selanjutnya
jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S.
Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan
rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana kalau
sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh
komunikasinya, Pak: S, bapak lihat
sekarang kamu sudah bisa bercakap-cakap
dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali
melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang
lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah
sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama keluarga
atau di mushola kampung. Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang
Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak
telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada yang
ditanyakan Pak”
Terminasi:
“Baiklah waktunya
sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi
sosial dan tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa
Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami masalah
isolasi sosial »
« Bagus sekali
Pak, Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu S
coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka
juga melakukan hal yang sama. »
« Bagaimana
kalau kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »
« Kita ketemu
disini saja ya Pak, pada jam yang sama »
« Assalamu’alaikum »
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial langsung dihadapan pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat latihan merawat anak Bapak seperti yang kita
pelajari berberapa hari yang lalu?”
“Mari praktekkan langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita
akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita temui S”
Kerja:
”Assalamu’alaikum S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S datang besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal
kegiatannya!”
(kemudian saudara berbicara
kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan S setelah
berbincang-bincang dengan Orang tua S?”
”Baiklah, sekarang saya dan
orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga
meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan
Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?
Bapak/Ibu sudah bagus.”
« «Mulai sekarang Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi
kepada S »
« Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman
Bapak melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak »
« Assalamu’alaikum »
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
”Karena besok S sudah
boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau kita
membicarakan jadwal S tersebut disini saja”
”Berapa lama kita bisa
bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja:
”Bpk/Ibu, ini jadwal S selama
di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah? Di rumah Bpk/Ibu
yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik jadwal
kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak
selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi Puskesmas terdekat dari rumah Ibu dan
Bapak,
”Selanjutnya puskesmas tersebut
yang akan memantau perkembangan S selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang
belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini surat
rujukan untuk Puskesmas tempat tinggal Ibu dan Bapak guna mempermuda ibu dan
bapak membawa S untuk berobat dan memantau perkembangannya. Jangan lupa kontrol
ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”
Evaluasi
1. Kemampuan pasien dan keluarga
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN
DAN KELUARGA
PASIEN DENGAN MASALAH
ISOLASI SOSIAL
Nama pasien :
...................
Ruangan :
...................
Nama perawat :...................
Petunjuk pengisian:
1.
Berilah
tanda (V) jika pasien dan keluarga mampu melakukan kemampuan di bawah ini.
2.
Tuliskan
tanggal setiap dilakukan supervisi
No
|
Kemampuan
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
A
|
Pasien
|
||||
1
|
Menyebutkan
penyebab isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan
keuntungan berinteraksi dengan orang lain
|
||||
3
|
Menyebutkan
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
|
||||
4
|
Berkenalan
dengan satu orang
|
||||
5
|
Berkenalan
dengan dua orang atau lebih
|
||||
6
|
Memiliki jadwal
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian
|
||||
7
|
Melakukan
perbincangan dengan orang lain sesuai jadwal harian
|
||||
B
|
Keluarga
|
||||
1
|
Menyebutkan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala
isolasi sosial
|
||||
2
|
Menyebutkan
cara-cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
||||
3
|
Mendemonstrasikan
cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
||||
4
|
Menyebutkan
tempat rujukan yang sesuai untuk
pasien isolasi sosial
|
2. Kemampuan
perawat
PENILAIAN KEMAMPUAN PERAWAT
DALAM MERAWAT PASIEN DENGAN
ISOLASI SOSIAL
Nama pasien :
.................
Ruangan : ...................
Nama
perawat:...................
Petunjuk pengisian:
Penilaian tindakan keperawatan untuk setiap SP
dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja (No 04.01.01).
Nilai tiap penilaian kinerja masukkan ke tabel
pada baris nilai SP.
No
|
Kemampuan
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
Tgl
|
A
|
Pasien
|
|||||||
SP I p
|
||||||||
1
|
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
pasien
|
|||||||
2
|
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
|
|||||||
3
|
Berdiskusi dengan pasien tentang
kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
|
|||||||
4
|
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
|
|||||||
5
|
Menganjurkan pasien memasukkan
kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP I p
|
||||||||
SP II p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang
|
|||||||
3
|
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP II p
|
||||||||
SP III p
|
||||||||
1
|
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
|
|||||||
2
|
Memberikan kesempatan kepada
berkenalan dengan dua orang atau lebih
|
|||||||
3
|
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
|
|||||||
Nilai SP III p
|
||||||||
B
|
Keluarga
|
|||||||
SP I k
|
||||||||
1
|
Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
|
|||||||
2
|
Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
|
|||||||
3
|
Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial
|
|||||||
Nilai SP I k
|
||||||||
SP II k
|
||||||||
1
|
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
|
|||||||
2
|
Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
|
|||||||
Nilai SP II k
|
||||||||
SP III
|
||||||||
1
|
Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning)
|
|||||||
2
|
Menjelaskan follow up pasien
setelah pulang
|
|||||||
Nilai SP III k
|
||||||||
Total nilai : SP p + SP k
|
||||||||
Rata-rata
|
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Strategi Pelaksanaan (SP) Isolasi Sosial Pasien dan Keluarga Lengkap, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar