PERHITUNGAN DOSIS OBAT
TUJUAN PERHITUNGAN DOSIS
1.
Menentukan keamanan dosis yang diberikan
2.
Menentukan apakah dosis yang diberikan sudah
tepat
3.
Menghitung jumlah obat yang harus
diadministrasikan kepada pasien
5 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT
1.
Berikanlah selalu:
2.
Obat yang tepat
3.
Dengan dosis yang tepat
4.
Dalam bentuk sediaan yang sesuai
5.
Pada waktu yang tepat
6.
Kepada penderita yang tepat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DOSIS
OBAT
1.
Faktor Obat
2.
Faktor Penderita
3.
Waktu
Dan Cara Pemberian Obat
1.
Faktor OBAT
1.
Sifat Fisik :
daya larut obat,
2.
kristal/amorf
3.
Sifat Kimia :
asam-basa, garam, ester, pH, Pka
4.
Toksisitas Obat: dosis suatu obat berbanding
terbalik dengan toksisitasnya.
1.
Umur
2.
Berat badan
3.
Sex
4.
Ras
5.
Tolerance
6.
Obesitas
7.
Sensitivitas individual
8.
Kondisi patofisiologi
9.
Time and Route of Administration
3.Waktu Pemberian Obat
1.
Waktu pemberian obat dapat mempengaruhi absorpsi
obat: aktivitas obat dipengaruhi oleh makanan sehingga respon obat dapat
berkurang atau meningkat.
2.
Kelompok
obat absorpsinya terhambat oleh makanan: Penicillin, Tetracyclin,
Digoxin, Acetaminopen, Aspririn.
3.
Waktu administrasi yang tepat untuk meminumobat
tersebut adalah 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
4.
Obat-obat absorpsinya meningkat bersama makanan
(makanan berlemak): Spironolacton, Griseofulvin, Vitamin ADEK
5.
pemberiannya setelah makan.
6.
Obat memerlukan interval waktu tertentu sehingga
interaksinya dapat dihindari à
berikan jeda 2 jam.
7.
Lincomycin dengan Kaolin Pectin
8.
Penicillin dengan Chlorampenicol
9.
Obat melalui rectal waktu pemberian obat setelah
defikasi.
Macam-macam Dosis
1. Dosis
Terapi (dosis medicinalis, dosis therapeutica, dosis lazim) :
Rentangan jumlah
obat yang diberikan kepada penderita dewasa untuk satu kali pemberian atau
untuk jangka waktu tertentu secara per oral untuk mendapatkan efek terapi.
2. Dosis
Minimal :
Jumlah terkecil yg
dibutuhkan penderita dewasa untuk satu kali minum atau jangka waktu tertentu
secara peroral untuk mendapatkan efek terapi.
3. Dosis
maksimal:
jumlah terbesar dari
rentangan obat yang masih aman diberikan kepada penderita dewasa dan belum
menimbulkan gejala-gejala keracunan.
4. Dosis
toxic :
Bila dosis obat yang
diberikan melebihi dosis maksimum, terutama obat yang tergolong racun, ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan
sebagai dosis toxica.(tanpa kematian )
5. Dosis
lethalis :
Bila Dosis toxica ini dilewati maka dapat mengakibatkan
kematian, disebut sebagai dosis letalis. Rentangan dosis toxic dan lethal tidak dapat digunakan tetapi
dapat terjadi karena:
·
penderita salah minum obat
·
dokter salah menulis resep
·
apotek salah mengambil / menimbang obat
·
Euthanasia, bunuh diri (pada manusia)
·
pembunuhan (disengaja)
6. Dosis
Muatan (Loading dose):
sejumlah obat yang
digunakan untuk memacu percepatan waktu penyampaian kadar efektif minimum.
7. Dosis
Beganda (Multiple dose):
Pola pemberian obat
berulang. Pengulangan dilakukan saat obat diperkirakan akam mengalami eliminasi
pada jumlah tertentu dengan interval pemberian tertentu untuk mencapai efek
terapi.
8. Dosis
Tunggal (Single dose):
pola pemberian obat
satu kali sudah mampu memberikan efek terapi dengan efektif secara klinik.
9. Dosis
awal (Initial dose):
dosis yg diberikan
pada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja yg diinginkan secara terapi.
Rumus
Gaubius (pecahan X dosis dw
0-1th
= 1/12 X dosis dws
1-2th
= 1/8 X dosisi dws
2-3th
= 1/6 dosis dws
3-4th
= 1/4 X doisis dws
4-7th
= 1/3 X dosis dws
7-14th
= 1/2 X dosis dws
14-20
= 2/3 X doisis dws
21-60th
= dosis dws
Rumus Bastedo
Dosis
= n(tahun)/30 X dosis dws
Arti Persen (%) dalam Campuran Obat
Jumlah
bahan obat dalam gram (W) atau ml (v) didalam setiap 100 gram atau 100 ml
sediaan obat.
persen berat/berat (% W/W)
persen berat/volum (%W/V)
persen volum/volum (%V/V)
persen volum/berat (%V/W)
Arti % dalam Campuran Obat
%
berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf 10% = tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum
%
berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl = 1 g morphine HCl dlm 100 ml larutan / injeksi
%
vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100 ml campuran
mengandung 70 ml ethylalkohol murni
%
vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10% dlm suatu
simplisia berarti tdp 10 ml minyak dlm 100 g simplisia
Metric & International System (SI) Terms
L =
liter
mL =
milliliter
cc =
cubic centimeter
tsp
= teaspoon
kg =
kilogram
g =
gram
1
kilogram (kg) = 2.2 pounds
mg =
milligram
mcg
= microgram
cm =
centimeter
mEq
= milliequivalent
gtt
= drop
PO =
by mouth
Basic Conversions
1 mL
= 1 cc
1
ounce = 30 mL or 30 cc
1
tablespoon = 15 mL or 15 cc
1
teaspoon (tsp) = 5 mL or 5 cc
3
teaspoons (tsp) = 1 tablespoon
1
liter (L) = 1000 mL or 1000 cc
Satuan internasional (Inggris: international
unit disingkat IU atau Perancis: unité
internationale disingkat UI) dalam farmakologi adalah satuan
pengukuran untuk jumlah zat berdasarkan aktivitas
biologis (atau efek biologis) yang terukur. Satuan ini umum digunakan untuk
menyatakan jumlah zat dalam vitamin,
hormon, obat, vaksin, produk darah dan zat biologis aktif
sejenis lainnya.
Massa beberapa zat yang
setara dengan 1 IU:
·
-1 IU
Insulin: setara secara
biologis dengan 45,5 μg
kristal insulin murni (tepatnya 1/22 mg)
·
-1 IU
Vitamin A: setara secara
biologis dengan 0,3 μg retinol, atau 0,6 μg beta-karotin
·
-1 IU
Vitamin C: 50 μg L-asam
askorbik
·
-1 IU
Vitamin D: setara secara
biologis dengan 0,025 μgkolekalsiferol/ergokalsiferol (tepatnya 1/40 μg)
·
-1 IU
Vitamin E: setara secara
biologis dengan sekitar 0,667 mg
d-alpha-tokoferol (tepatnya 2/3 mg), atau 1 mg dl-alfa-tokoferol asetat
Dosage Calculations (cont.)
Basic
units of volume and weight
Metric
system
Liter
(L) – volume
Grams
(g) – weight
Apothecaries’
system
Fluidounces,
fluidram, pints, quarts – volume
Pounds
– weight
Household
system
Drops,
teaspoons, tablespoons, ounces, cups, pints, gallons, quarts – volume
1.
Jml yg diberikan = dosis order/dosis yg tersedia
x jml yg tersedia
Ex : digoxin 0,25 mg/tablet yg ada, diorderkan 0,125 mg/hari
jml yg diberikan = 0,125/0,25 x 1 tablet= 0,5 tablet
2.
Vial : Penisilin (3 gr = 3 jt unit)
Brp jumlah yg diberikan jika dosis order 1,2 jt unit ?
Penisilin diencerkan 10 ml
X = 1,2 jt/3 jt x 10 ml = 4 ml
3.
Insulin
Syringe : 1 ml = 40 unit
Brp ml insulin yg dibutuhkan jika order 20 unit ?
X = 20/40 unit x 1 ml =
0,5 ml
Rumus
X = D/H x Q
D : dosis yang diperlukan
H : dosis yang ada
Q : quantitas
X : jml yang diberikan.
Ex : beri pasien 40 mg dentacimin yang
tersedia
multidose vial 80 mg/2ml. Berapa jml yg
diperlukan ?
X = 40/80 x 2 ml = 1 ml
Ibu S, 65 tahun, harus diberikan obat antiaritmia
(digoksin) sebanyak 0,25 mg per intra vena (IV). Pada vial / kemasan obat
tersebut tertulis 0,125 mg = 1 cc. Berapa cc digoksin yang harus perawat
berikan untuk Ibu S ?
Jawab :
Dosis digoksin yang harus Ibu S terima = X cc.
0,125 mg = 0,25 mg
1 cc X
0,125X = 0,25
X = 2 cc
Jawab :
Dosis digoksin yang harus Ibu S terima = X cc.
0,125 mg = 0,25 mg
1 cc X
0,125X = 0,25
X = 2 cc
Sumber tulisan didapatkan dari beberapa refrensi :
Craven, RF., Hirnle, CJ. (2000). Fundamental
of Nursing : Human Health and Function, 3rd Ed., New York : Lippincott Pub.
Fulmer, T., Foreman, M., Zwicker, D.
(2003). Medication in Older Adults, 1st Ed., Spiringer Pub. Comp.
https://id.scribd.com/user/79607660/Aini-Hayati
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai PERHITUNGAN DOSIS OBAT , semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar