SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
|
:
|
Imunisasi
Dasar Pada Anak
|
Subtopik
|
:
|
Pengenalan
tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi dan balita
|
Hari/tanggal
|
:
|
|
Waktu
|
:
|
45 menit
|
Penyuluh/pembicara
|
:
|
|
Sasaran
|
:
|
Ibu
yang mempunyai bayi atau balita (usia 0-5 tahun)
|
Tujuan
umum
|
:
|
Setelah
dilakukan penyuluhan ini diharapkan ibu mengetahui dan dapat menerapkan
pentingnya imunisasi dasar
pada bayi dan balita.
|
Tujuan
khusus
|
:
|
Setelah
diberikan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat :
1. Dapat
mengetahui dan menjelaskan tentang pengertian dan manfaat dari imunisasi.
2. Dapat
mengetahui dan menjelaskan apa saja macam-macam imunisasi dasar dan dimana
tempat pelaksanaan imunisasi.
3. Dapat
mengetahui kapan jadwal pemberian imunisasi dan mengetahui apa saja efek
samping yang ditimbulkan akibat imunisasi.
4. Dapat
mengetahui dan menjelaskan keadaan seperti apa yang tidak memperbolehkan anak
untuk diimunisasi.
5. Dapat mengetahui cara pemberian imunisasi.
6. Dapat mengetahui Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI).
|
Materi
|
:
|
1. Pengertian
Imunisasi.
2. Manfaat
Imunisasi.
3. Jenis-Jenis
Imunisasi Dasar.
4. Tempat
Pelaksanaan Imunisasi.
5. Jadwal
Pemberian dan Efek Samping Imunisasi.
6. Keadaan Yang Tidak Memperbolehkan Anak
Di Imunisasi.
7. Cara Pemberian
Imunisasi.
8. KIPI (Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi).
|
Metode
|
:
|
Ceramah,
diskusi dan tanya jawab.
|
Media
|
:
|
Poster, leaflet, LCD, microphone
|
Kegiatan
|
:
|
No
|
Kegiatan
|
Penyuluh
|
Peserta
|
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
|
1. Membuka
pertemuan dengan mengucapkan salam.
2. Menjelaskan
tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan kali ini.
3. Menyampaikan
waktu dan kontrak waktu yang akan digunakan dan mendiskusikannya dengan
peserta pada pertemuan kali ini.
4. Memberikan
sedikit gambaran mengenai informasi yang akan disampaikan pada hari ini.
|
Menjawab
salam
Mendengarkan
Menyimak, mendengarkan dan
memahami
penjelasan
yang
diberikan
|
5 menit
|
2.
|
Inti
|
Isi materi
penyuluhan :
1. Menjelaskan
tentang pengertian dan manfaat dari imunisasi.
2. Menjelaskan
tentang jenis-jenis imunisasi dasar dan tempat
pelaksanaan imunisasi.
3. Menjelaskan
tentang jadwal pemberian dan efek samping imunisasi.
4. Menjelaskan
tentang jadwal pemberian imunisasi dasar.
5. Dapat
mengetahui dan menjelaskan keadaan seperti apa yang tidak memperbolehkan anak
untuk diimunisasi.
6. Menyimpulkan
seluruh materi penyuluhan yang telah diberikan.
|
Menyimak, mendengarkan dan
memahami
penjelasan
yang
diberikan
|
30 menit
|
3.
|
Penutup
|
1.
Memberikan soal kepada peserta secara
lisan dengan berurutan.
2.
Peserta mengerti seluruh materi
penyuluhan yang telah disampaikan.
3.
Penyuluh mengucapkan terima kasih atas
segala perhatian peserta.
4.
Mengucapkan salam penutup.
|
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
Mengucapkan Hamdalah dan menjawab salam
|
10 menit
|
Evaluasi
|
||
1.
Prosedur
|
:
|
Post
test
|
2.
Jenis Test
|
:
|
Pertanyaan
secara lisan
|
3.
Butir Soal
|
:
|
5
soal
|
a.
Jelaskan pengertian
dari imunisasi !
b.
Jelaskan apa saja
manfaat yang didapat dari imunisasi !
c.
Jelaskan pada usia
berapa imunisasi dasar diberikan !
d.
Sebutkan macam-macam
imunisasi dasar !
e.
Sebutkan dimana saja
imunisasi dapat diperoleh !
|
MATERI PENYULUHAN
A.
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan
vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan
terlindung dari infeksi penyakit-penyakit seperti TBC, Difteri, Tetanus,
Pertusis (batuk rejan), Polio, Campak dan Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar
dari penyakit-penyakit, terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio,
bahkan dapat terhindar dari kematian.
B.
Manfaat Imunisasi
Imunisasi bermanfaat untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak
sehingga tidak mudah tertular penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, pertusis
(batuk rejan), polio, campak dan hepatitis.
C.
Jenis-jenis Imunisasi Dasar
a.
Vaksin BCG untuk melindungi bayi dari penyakit
Tuberkulosis.
b.
Vaksin Polio untuk melindungi bayi dari
penyakit Polio (lumpuh layu).
c.
Vaksin Hepatitis B untuk melindungi bayi dari
penyakit Hepatitis B.
d.
Vaksin DPT untuk melindungi bayi dari penyakit
Difteri, Pertusis (batuk rejan), Tetanus.
e.
Vaksin Campak untuk melindungi bayi dari
penyakit Campak
D.
Tempat Pelaksanaan Imunisasi
Imunisasi dapat diperoleh di:
a.
Posyandu
b.
Puskesmas
c.
Puskesmas Pembantu
d.
Puskesmas Keliling
e.
Praktek dokter/Bidan
f.
Rumah Sakit
E.
Jadwal Pemberian dan Efek Samping Imunisasi
Vaksin
|
Jadwal
|
Waktu
|
Efek
Samping
|
BCG
|
1 x
|
0-11 bulan
|
Bengkak, kecil, merah di daerah penyuntikan
|
DPT
|
3 x, dengan interval 4 minggu
|
2-11 bulan
|
Ringan :
-
Pembengkakan
-
Nyeri
didaerah suntikan
-
Panas
|
Polio
|
4 x, dengan interval 4 minggu
|
0-11 bulan
|
Tidak ada
|
Campak
|
1 x
|
9-11 bulan
|
-
Bintik
merah pada tempat suntikan
-
Panas
|
Hepatitis B
|
4 x dengan interval 4 minggu
|
0-11 bulan
|
Tidak ada
|
F.
Keadaan Yang Tidak Memperbolehkan Anak di Imunisasi
1.
BCG
Imunisasi
BCG tidak boleh diberikan pada kondisi:
a.
Seorang anak menderita penyakit kulit
yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
b.
Imunisasi tidak boleh
diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita
TBC.
2.
DPT
Gejala- gejala keabnormalan otak pada
periode bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada syaraf merupakan
kontraindikasi pertusis. Anak-anak yang mengalami
gejala-gejala parah pada dosis pertama,
komponen pertusis harus
dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan
imunisasinya dapat diberikan DT.
3.
Campak
Pemberian imunisasi campak tidak boleh dilakukan
pada orang yang mengalami immunodefisiensi atau
individu yang diduga menderita gangguan respon imun
karena leukimia, dan limfoma.
4.
Hepatitis
B
Hipersensitif terhadap komponen vaksin.
Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada
penderita infeksi berat
yang disertai kejang.
5.
Polio
Pemberian imunisasi polio tidak boleh
dilakukan pada orang yang menderita
defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada
anak yang sedang sakit. Namun, jika
ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah
sembuh
G.
Cara Pemberian Imunisasi
1.
BCG
Vaksin
BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah
dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum disuntikan,
vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,05 cc
untuk bayi dan 0,1 cc untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG
dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi biasanya diberikan
pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan
orang dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.
Imunisasi
BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan
atas. Disuntikan ke dalam lapisan kulit dengan penyerapan pelan-pelan.
Dalam memberikan suntikan intrakutan, agar dapat dilakukan dengan tepat, harus
menggunakan jarum pendek yang sangat halus (10
mm, ukuran 26). Kerjasama antara ibu dengan petugas
imunisasi sangat diharapkan, agar pemberian vaksin ber jalan dengan
tepat.
2.
DPT
Cara
pemberian imunisasi DPT adalah melalui injeksi intramuskular.
Suntikan diberika pada paha tengah luar atau subkutan
dalam dengan dosis 0,5 cc.
3.
Campak
Pemberian
vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan
pada umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 ml. Sebelum disuntikan,
vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril
yang telah tersedia yang derisi 5 ml cairan pelarut. Kemudian suntikan
diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan.
4.
Hepatitis
B
Cara
pemberian dan dosis Imunisasi diberikan
tiga kali pada umur 0-11 bulan melalui injeksi
intra muskular. Kandungan vaksin adalah HbsAg dalam bentuk
cair. Terdapat vaksin Prefill Injection
Device (B-PID) yang diberikan sesaat setelah lahir,
dapat diberikan pada usia 0-7 hari.Vaksin B-PID disuntikan dengan 1 buah HB
PID. Vaksin ini, menggunakan Profilled
Injection Device (PID), merupakan jenis
alat suntik yang hanya diberikan pada bayi. Vaksin juga
diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa
kecilnya belum diberi vaksin hepatitis B.
Selain itu orang–orang yang berada dalam rentan risiko hepatitis
B sebaiknya juga diberi vaksin ini.
5.
Polio
Imunisasi
dasar polio diberikan
4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan
1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat masuk
SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan
vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes
(0,1 ml) langsung kemulut anak atau dengan atau dengan
menggunakan sendok yang berisi air gula. Setiap membuka vial
baru harus menggunakan penetes (dropper) yang
baru.
H.
KIPI
Kejadian
ikutan paska imunisasi adalah sebagai reaksi simpangan yang dikenal sebagai kejadian
ikutan paska imunisasi (KIPI) atau events following immunization
(AEFI) adalah
kejadian medik yang berhubungan
dengan imunisasi baik berupa efek vaksin ataupun efek samping, toksisitas, reaksi
sensitivitas, efek farmakologis, atau kesalahan program, koinsidensi, reaksi suntikan,
atau hubungan kausal yang
tidak dapat ditentukan.
Klasifikasi
lapangan menurut WHO Western Pacific (1999) untuk petugas
kesehatan dilapangan. Sesuai dengan
manfaatnya dilapangan maka Komnas PP KIPI memakai
kriteria WHO Western Pacific untuk
memilah KIPI dalam lima kelompok penyebab,
yaitu:
1.
Kesalahan program/
teknik pelaksanaan (programmatic errors): Sebagian
besar kasus KIPI berhubungan dengan masalah program
dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan
program penyimpanan, penggelolaan, dan tata laksanapemberian vaksin
2.
Reaksi
suntikan: Semua gejala klinis yang terjadi akibat
trauma tusuk jarum suntik
baik langsung maupun tidak langsung dan harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi
suntikan langsung misalnya nyeri sakit,
bengkak dan kemerahan pada
tempat suntikan, sedangkan reaksi
suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkop. Reaksi ini tidak berhubungan dengan kandungan yang terdapat pada
vaksin, sering terjadi pada vaksinasi
masal
3.
Induksi
vaksin: Gejala KIPI yang disebabkan induksi
vaksin umumnya sudah
dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis
biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis
hebat seperti reaksi anafilaktik sistemik dengan risiko
kematian. Reaksi simpang ini sudah
teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen
sebagai indikasi kontra, indikasi
khusus, perhatian khusus, atau berbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk
kemungkinan interaksi dengan
obat ataupun vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanaggapi dengan baik oleh
pelaksana imunisasi
4.
Faktor
kebetulan: Kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan
saja setelah
imunisasi. Indikator faktor kebetulan ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama
disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan
katakteristik serupa tetapi tidak
mendapat imunisasi
5.
Penyebab
tidak diketahui: Bila kejadian atau masalah yang
dilaporkan belum dapat dikelompokkan
kedalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil
menunggu informasi
lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan
kelompok penyebab KIPI.
DAFTAR PUSTAKA
Adriana.
D. (2013). Tumbuh
Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Selemba Medika
Hidayat,
A.A. (2008). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia: Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika
Muslihatun
Nur Wafi. (2010). Asuhan
Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya
Nurarif, A.H. dan Kusuma. H.
(2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Nursalam. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi
dan Anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika
Soetjiningsih.
(2012). Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam
Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Sagungseto
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai SAP Imunisasi Dasar dan Materinya, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar