SATUA ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik :
ASI dan tehnik menyusui
Hari/tanggal :
Waktu :
Penyaji :
Tempat :
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
: Setelah dilakukan penyuluhan,
ibu dan keluarga dapat menjelaskan
tentang ASI dan tehnik menyusui.
2. Tujuan Khusus :
1). Ibu dan keluarga dapat menyebutkan pengertian
ASI.
2). Ibu dan keluarga dapat menjelaskan manfaat ASI
bagi bayi, ibu dan keluarga.
3) Ibu dan keluarga dapat menjelaskan kerugian
air susu botol.
4). Ibu dan keluarga dapat menjelaskan
langkah-langkah menyusui yang benar.
B. SASARAN
Ibu post
partum dan keluarga di....
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
No
|
Tahap
Kegiatan
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
Ibu
|
Metode
|
1.
|
Pembukaan
|
2 menit
|
1. Mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri.
3.
Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilakukan.
|
- Menjawab salam.
- Mendengarkan.
- Memperhatikan
|
Ceramah dan tanya jawab
|
2.
|
Penyuluhan
|
10 menit
|
1.
Menanyakan yang diketahui oleh ibu
tentang ASI.
2. Menjelaskan pengertian ASI.
3.
Menjelaskan manfaat ASI bagi bayi, ibu
dan keluarga.
4. Menjelaskan tentang kerugian air
susu botol.
5.
Menjelaskan tentang langkah-langkah
menyusui yang benar.
6. Mengevaluasi dengan memberikan 2 pertanyaan
pada ibu pasca persalinan :
- Pengertian
ASI menurut pendapat ibu.
- Bagaimana
langkah - langkah menyusui dengan benar.
7. Memberikan pujian pada ibu yang bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan.
|
- Tanya jawab dan ceramah.
- Mendengarkan dan meperhatikan.
- Menjawab pertanyaan.
- Tersenyum dan tampak bahagia.
|
Ceramah dan tanya jawab.
|
3.
|
Penutup
|
3 menit
|
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan.
2. Mengucapkan salam
|
- Mendengarkan dan meperhatikan.
-
Menjawab salam
|
Ceramah dan tanya jawab.
|
D. MEDIA
Leaflet
E. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Moderator :
Penyuluh :
Fasilitator :
Observer :
F. EVALUASI
Ibu dan keluarga dapat menjawab 3 dari 5
pertanyaan yaitu :
1. Jelaskan pengertian ASI menurut
pendapat ibu ?
2. Bagaimana langkah - langkah menyusui
dengan benar ?
3. Sebutkan manfaat ASI bagi Bayi?
4. Sebutkan manfaat ASI bagi Ibu?
5. Sebutkan kerugian dari air susu botol jika digunakan pada bayi?
ASI DAN TEHNIK MENYUSUI
1. Pengertian
ASI adalah air susu ibu.
Laktasi atau menyusui adalah produksi dan pengeluaran ASI.
2. Fisiologi Laktasi
Payudara mulai dibentuk sejak embrio berumur 18-19 minggu
dan baru selesai ketika mulai menstruasi, dengan terbentuknya hormone estrogen
dan progesterone yang berfungsi untuk maturasi alveoli, sedangkan hormone
prolaktin adalah hormone yang berfungsi untuk produksi ASI disamping hormone
lain seperti insulin, tiroksin dan sebagainya.
Selama kehamilan hormone prolaktin dari plasenta
meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar
estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar
estrogen dan progesterone turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominant da pada saat inilah mulai
terjadi sekresi ASI, dengan menyusukan lebih dini, terjadi perangsangan
puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hifofisis sehingga sekresi ASI makin
lancer. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam laktasi yaitu refleks
prolaktin dan refleks aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh
hisapan bayi.
2.1 Refleks Prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris, bila ini
dirangsang, timbul impuls yang menuju hypothalamus selanjutnya ke kelenjar
hifofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin.
Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI di tingkat alveoli, dengan demikian
makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
2.2
Refleks Aliran (let down refleks)
Rangsangan putting susu
tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi juga ke
hipofisis bagian belakang yang mengeluarkan hormone oksitosin yang berfungsi
memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran,
sehingga ASI dipompa keluar, makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan
saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadi bendungan susu makin kecil dan
menyusui akan makin lancar.
Oksitosin juga memacu
kontraksi otot rahim sehingga involusi rahim makin cepat dan baik, tidak jarang
perut ibu merasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui dan ini
adalah mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.
3. Manfaat ASI
3.1 Manfaat ASI
bagi bayi
3.1.1 Nutrien yang sesuai untuk bayi.
3.1.1.1 Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori ASI berasal
dari lemak. Kadar lemak dalam ASI sekitar 3,5 – 4,5 %. Walaupun kadar lemak
dalam ASI tinggi tetapi mudah diserap bayi karena trigliserida dalam ASI lebih
dulu dipecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat
dalam ASI.
Kadar kolesterol pada ASI lebih tinggi dari pada susu sapi, sehingga byi
yang mendapat ASI seharusnya mempunyai kadar kolesterol darah yang lebih
tinggi, tetapi ternyata penelitian Obsborn membuktikan bahwa bayi yang tidak
mendapat ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner pada usia muda.
Diperkirakan bahwa pada masa bayi diperlukan kolesterol pada kadar tertentu
untuk merangsang pembentukan enzim protektif yang membuat metabolisme
kolesterol menjadi efektif pada usia dewasa.
3.1.1.2 Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi
dari pada dengan mamalia lain (7 gr%). Laktosa mudah diurai menjadi glukosa dan
galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa saluran
pencernaan sejak lahir. Laktosa mempunyai manfaat lain yaitumempertinggi
absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan laktobasilus bifidus.
3.1.1.3 Protein
Protein dala susu adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9%,
60% diantaranya adalah whey, yang lebih
mudah dicerna disbanding kasein ( protein utama susu sapi ) dalam ASI terdapat
dua asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin.
Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatic sedangkan taurin untuk pertumbhan
otak.
3.1.1.4 Garam dan Mineral
Ginjal neonatus belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik
sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral yang rendah. ASI
mengandung garam dan mineral yang lebih rendah disbanding susu sapi. Kadar
kalsium dalam susu sapi lebih tinggi disbanding ASI tetapi kadar fosfornya jauh
lebih tinggi sehingga mengganggu penyerapan kalsium dan magnesium.
3.1.1.5 Vitamin
Asi mengandung cukup vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi
sebagai katalisator pada proses pembekuan darah, juga terdapat vitamin E dan
Vitamin D.
3.1.2 Mengandung zat protektif sehingga bayi jarang sakit
3.1.2.1 Laktobasilus bifidus
Mengubah laktose menjadi asam lakta dan asam asetat yang dapat menjadikan
saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme
seperti : E. Colli, Shigella dan jamur.
3.1.2.2 Laktoperin
Protein yang berkaitan dengan zat besi, menghambat pertumbuhan kuman
seperti stafilokokus, E. Colli yang juga memerlukan zat besi untuk
pertumbuhannya.
3.1.2.3 Lizosim
Merupakan enzim yang dapat memecah dinding bakteri dan anti flamator,
bekerja bersama feroksida dan askorbat untuk menyerang E. Colli dan
Shalmonella. Meningkat pada 6 bulan pertama setelah kelahiran.
3.1.2.4 Komplemen C3 dan C4
Bekerja bila diaktifkan oleh IgA dan IgE yang juga terdapat dalam ASI,
mempunyai daya opsonik, anafilaktosik dan kemotaktik.
3.1.2.4 Faktor Anti Streptokokus
Melindungi bayi terhadap infeksi kuman.
3.1.2.5 Antibodi
Dalam ASI terdapat IgA, IgM. IgG, IgE
3.1.2.6 Imunitas Seluler
ASI mengandung sel-sel. Sebagian besar (90%) sel tersebut berupa makrofag
yang berfungsi membunuh dan memfagositosis mikroorganisme, membentuk C3 dan C4,
lisosim dan laktoperin. Sisanya terdiri dari limposit B dan T.
3.1.3 Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan
Interaksi yang timbul selama menyusui antara ibu dan bayi akan menimbulkan
rasa aman bagi bayi. Merasa aman ini penting untuk menimbulkan dasar
kepercayaan pada bayi (basic sense of trust), yaitu dengan mulai dapat
mempercayai orang lain (ibu) maka akan timbul rasa percaya pada diri sendiri.
3.1.4 Menyebabkan pertumbahan yang
baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik dan mengurangi
kemungkinan obesitas.
3.1.5 Mengurangi kejadian karies dentis (karies gigi)
Insiden karies gigi pada bayi mendapat susu formula jauh lebih tinggi
disbanding yang mendapat ASI karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot
terutama pada waktu tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu
formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. Selain ada
tanggapan bahwa kadar selenium yang tinggi dalam ASI akan mencegah karies gigi.
3.2 Manfaat
bagi Ibu
1. Aspek kesehatan
Ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis sehngga membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan.
2. Aspek keluarga
berencana
Menyusui secara murni (ekslusif) dapat menjarangkan
kehamilan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormone untuk
ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ditemukan rerata jarak
kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui
11 bulan.
3. Aspek
Psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi,
tetapi juga bayi. Ibu merasa bahagia ( hubungan kasih sayang antara ibu dan
bayi ).
3.3 Manfaat ASI
bagi Keluarga
3.3.1 Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
3.3.2 Aspek Keluarga
Kebahagian keluarga bertambah, kelahiran lebih jarang, sehingga suasana
kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
3.3.3 Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja.
4.
Kerugian Air Susu Botol
4.1 Pengenceran yang salah
Pengenceran yang salah dapat diartikan 2 hal yaitu
melarutkan susu formula lebih encer dari seharunya atau lebih pekat. Pelarutan
susu lebih pekat dapat menyebabkan hipernatrmia, obesitas, hipertensi.
Sedangkan apabila lebih encer dapat menyebabkan malnutrisi dan gangguan
pertumbuhan.
4.2 Kontaminasi
Organisme
Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin bebas dari
kontaminasi mikroorganisme patogen.
4.3 Menyebabkan
Alergi
Kejadian alergi susu sapi tidak jarang. Walupun alergi
susu sapi dapat menghilang dalam waktu 1-2 tahun, tetapi gejalanya
kadang-kadang berat seperti muntah, kolok, diare, perdarahan gastrointestinal,
enterokolitis, hipoproteinemia dan gejala sumbatan usus seperti muntah dengan
konstipasi dan perut kembung serta urtikaia.
4.4 Susu sapi
dapat menyebabkan diare kronis
Diduga kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut
menyebabkan diare kronis melalui peningkatan mekanisme absorbsi antigen melalui
mukosa rusak selanjutnya terjadi sensitisasi terhadap protein susu sapid an
terjadi enteropati yang akan memperberat kerusakan mukosa sehingga terjadi
defisiensi enzim laktase.
4.5 Penggunaan
susu formula dengan indikasi yang salah
4.6 Tidak
mempunyai manfaat seperti ASI
4.
Langkah-langkah menyusui dnegan benar
4.1 Keluarkan
sedikit ASI dan oleskan pada putting susu dan sekitarnya.
4.2 Bayi
diletakkan menghadap perut ibu atau payudara.
4.3 Payudara
dipegang dengan ibu jari yang lain menopang dibawah, jangan hanya menekan
putting saja.
4.4 Beri
rasngsangan pada bayi untuk membuka mulutnya (menyentuh pipi dengan putting
atau menyentuh sisi mulut bayi).
4.5 Masukkan
putting dam aerola kedalam mulut bayi.
4.6 Melepas
isapan bayi apabila telah selesai, dengan memasukkan jari kelingking kedalam
mulut bayi melalui sudut mulut dengan ditekan kebawa. Menyusui berikutnya
dimulai dari payudara yang terakhir disusukan.
4.7 Setelah
selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting dan
aerola dan dibiarkan kering sendiri.
4.8 Menyendawakan
bayi.
5. Yang harus
diperhatikan bagi ibu menyusui
5.1 Ibu yang
sedang menyusui harus makan 1,5 piring nasi dan lauknya lebih banyak dari pada
tidak menyusui karena selama menyusui ibu makan untuk dirinya sendiri dan anak
yang disusuinya.
5.2 Agar ASI
cukup jumlahnya, ibu harus minum paling sedikit 8 gelas sehari, banyak makan
makanan berkuah dan sari buah.
5.3 Teruskan
kebiasaan makan aneka ragam makanan dalam jumlah yang cukup dan makan sumber
zat besi setiap harinya agar ibu tetap sehat dan segar serta jumlah ASI cukup.
5.4 Ibu yang
bekerja tetap harus menyusui bayinya sebelum berangkat kerja dan setelah
kembali kerja.
5.5 Apabila ibu
sakit, segera periksakan diri ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan dan
nasehat dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Bkkbn. 1992, Manfaat
ASI dan Kaitannya dengan penjarangan kesuburan, Palembang.
Bobak. 2001. Keperawatan Maternitas, Jakarta : EGC.
Perkumpulan perinatologi Indonesia, 2004. Manajemen Laktasi Cet. 2 : Jakarta.
Farrer, Helen.
1999. Perawatan Maternitas. Ed-2,
Jakarta : EGC
JNPK-KR. 2007. Asuhan
Persalinan Normal ; Asuhan Esensial Persalinan. Ed-3, Jakarta
Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai SAP ASI dan Teknik Menyusui dan materinya, semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
0 komentar