Askep Gangguan Mobilitas Fisik (Part 2)

4:23 PM

Askep Gangguan Mobilitas Fisik Part 2



Hai teman-teman, berikut ini adalah kelanjutan dari bagian part yang pertama mengenai Laporan Pendahuluan Askep Gangguan Mobilitas Fisik pdf doc. Dibagian part ke 2 ini kita akan membahas tentang Diagnosa dan Intervensi pada pasien Gangguan Mobilitas Fisik. Selamat belajar yaa
Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul pada pasien gaungguan mobilitas fisik yaitu:
  1. Gangguan mobilitas fisik
  2. Nyeri akut
  3. Intoleransi aktivitas
  4. Defisit perawatan diri (Tarwoto & Wartonah, 2003)



INTERVENSI KEPERAWATAN

Dibawah ini adalah intervensi keperawatan pada pasien Gangguan Mobilitas Fisik erdasarkan diagnosa yang muncul dan pathway.

1. Gangguan mobilitas fisik
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam klien menunjukkan:
Mampu mandiri total
  • Membutuhkan alat bantu
  • Membutuhkan bantuan orang lain
  • Membutuhkan bantuan orang lain dan alat
  • Tergantung total
Dalam hal :
  • Penampilan posisi tubuh yang benar
  • Pergerakan sendi dan otot
  • Melakukan perpindahan/ ambulasi : miring kanan-kiri, berjalan, kursi roda





























Latihan Kekuatan
  1. Ajarkan dan berikan dorongan pada klien untuk melakukan program latihan secara rutin
Latihan untuk ambulasi
  1. Ajarkan teknik Ambulasi & perpindahan yang aman kepada klien dan keluarga.
  2. Sediakan alat bantu untuk klien seperti kruk, kursi roda, dan walker
  3. Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dalam batasan yang aman.
Latihan mobilisasi dengan kursi roda
  1. Ajarkan pada klien & keluarga tentang cara pemakaian kursi roda & cara berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya.
  2. Dorong klien melakukan latihan untuk memperkuat anggota tubuh
  3. Ajarkan pada klien/ keluarga tentang cara penggunaan kursi roda
Latihan Keseimbangan
  1. Ajarkan pada klien & keluarga untuk dapat mengatur posisi secara mandiri dan menjaga keseimbangan selama latihan ataupun dalam aktivitas sehari hari.
Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
  1. Ajarkan pada klien/ keluarga untuk mem perhatikan postur tubuh yg benar untuk menghindari kelelahan, keram & cedera.
  2. Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan.

2. Nyeri akut
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 jam:
  • Pain Level,
  • Pain control,
  • Comfort level
Kriteria Hasil :
  1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
  2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
  3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
  4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
  5. Tanda vital dalam rentang normal





Pain Management
  1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
  2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
  3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
  4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
  5. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
  6. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
  7. Kurangi faktor presipitasi nyeri
  8. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
  9. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
  10. Tingkatkan istirahat
  11. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
  12. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

3. Intoleransi aktivitas
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan selama …. x 24 jam :
  • Klien mampu mengidentifikasi aktifitas dan situasi yang menimbulkan kecemasan yang   berkonstribusi pada intoleransi aktifitas.
  • Klien mampu berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD, N, RR dan perubahan ECG
  • Klien mengungkapkan secara verbal, pemahaman tentang kebutuhan oksigen, pengobatan dan atau alat yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktifitas.
  • Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri tanpa bantuan atau dengan bantuan minimal tanpa menunjukkan kelelahan























Managemen Energi
  1. Tentukan penyebab keletihan: :nyeri, aktifitas, perawatan , pengobatan
  2. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktifitas.
  3. Evaluasi motivasi dan keinginan klien untuk meningkatkan aktifitas.
  4. Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktifitas : takikardi, disritmia, dispnea, diaforesis, pucat.
  5. Monitor asupan nutrisi untuk memastikan ke adekuatan sumber energi.
  6. Monitor respon terhadap pemberian oksigen : nadi, irama jantung, frekuensi Respirasi terhadap aktifitas perawatan diri.
  7. Letakkan benda-benda yang sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau
  8. Kelola energi pada klien dengan pemenuhan kebutuhan makanan, cairan, kenyamanan / digendong untuk mencegah tangisan yang menurunkan energi.
  9. Kaji pola istirahat klien dan adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
Terapi Aktivitas
  1. Bantu klien melakukan ambulasi yang dapat ditoleransi.
  2. Rencanakan jadwal antara aktifitas dan istirahat.
  3. Bantu dengan aktifitas fisik teratur : misal: ambulasi, berubah posisi, perawatan personal, sesuai kebutuhan.
  4. Minimalkan anxietas dan stress, dan berikan istirahat yang adekuat
  5. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian terapi, sesuai indikasi


4. Defisit perawatan diri
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama... x24 jm
Klien mampu :
  • Melakukan ADL mandiri : mandi, hygiene mulut ,kuku, penis/vulva, rambut, berpakaian, toileting, makan-minum, ambulasi
  • Mandi sendiri atau dengan bantuan tanpa kecemasan
  • Terbebas dari bau badan dan mempertahankan kulit utuh
  • Mempertahankan kebersihan area perineal dan anus
  • Berpakaian dan melepaskan pakaian sendiri
  • Melakukan keramas, bersisir, bercukur, membersihkan kuku, berdandan
  • Makan dan minum sendiri, meminta bantuan bila perlu
  • Mengosongkan kandung kemih dan bowel




































Bantuan Perawatan Diri: Mandi, higiene mulut, penil/vulva, rambut, kulit
  1. Kaji kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, perineal, anus
  2. Bantu klien untuk mandi, tawarkan pemakaian lotion, perawatan kuku, rambut, gigi dan mulut, perineal dan anus, sesuai kondisi
  3. Anjurkan klien dan keluarga untuk melakukan oral hygiene sesudah makan dan bila perlu
  4. Kolaborasi dgn Tim Medis / dokter gigi bila ada lesi, iritasi, kekeringan mukosa mulut, dan gangguan integritas kulit.
Bantuan perawatan diri : berpakaian
  1. Kaji dan dukung kemampuan klien untuk berpakaian sendiri
  2. Ganti pakaian klien setelah personal hygiene, dan pakaikan pada ektremitas yang sakit/ terbatas terlebih dahulu, Gunakan pakaian yang longgar
  3. Berikan terapi untuk mengurangi nyeri sebelum melakukan aktivitas berpakaian sesuai indikasi
Bantuan perawatan diri : Makan-minum
  1. Kaji kemampuan klien untuk makan : mengunyah dan menelan makanan
  2. Fasilitasi alat bantu yg mudah digunakan klien
  3. Dampingi dan dorong keluarga untuk membantu klien saat makan
Bantuan Perawatan Diri: Toileting
  1. Kaji kemampuan toileting: defisit sensorik (inkontinensia), kognitif (menahan untuk toileting), fisik (kelemahan fungsi/ aktivitas)
  2. Ciptakan lingkungan yang aman(tersedia pegangan dinding/ bel), nyaman dan jaga privasi selama toileting
  3. Sediakan alat bantu (pispot, urinal) di tempat yang mudah dijangkau
  4. Ajarkan pada klien dan keluarga untuk melakukan toileting secara teratur

Daftar Pustaka

  1. Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.
  2. Kushariyadi. 2010. Askep pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
  3. Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
  4. Perry & Potter. 2006. Buku ajar fundal mental keperawatan konsep, proses dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
  5. Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
  6. Tarwoto & Wartonah, 2003. Kebutuhan dasar manusia & proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
  7. Wilkinson, Judith M. 2007. Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

Note : Silahkan lanjut membaca ke part 1 untuk melihat konsep asuhan keperawatan teoritis pada pasien gangguan mobilitas fisik pada link baca juga dibawa ini.


Sumber : Perawat Kita Satu

Demikianlah artikel kami ini dengan judul Askep Gangguan Mobilitas Fisik (Part 2). Semoga apa yang perawat kita satu berikan diatas dapat bermanfaat untuk teman-teman semuanya.

Oke Sekianlah artikel kami yang membahas mengenai Askep Gangguan Mobilitas Fisik (Part 2), semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman semua, dan jangan lupa share artikel kami ini jika bermanfaat dan tetap mencantumkan link blog kami. Jangan bosan untuk membaca artikel lainnya disini, Sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

0 komentar